Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Dirusak Grafiti Rasial, Mural Marcus Rashford Dibanjiri “Pesan Cinta” Penggemar

Kompas.com - 14/07/2021, 18:33 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

“Pekerjaan untuk mencapai keadilan rasial di Inggris masih jauh dari selesai, dan itulah yang terungkap,” katanya kepada AP dilansir Selasa (13/7/2021).

Sementara itu menurutnya, isu rasial sendiri kurang dapat diterima secara sosial untuk diungkapkan secara terbuka, itu masih merupakan bagian dari budaya Inggris.

Baca juga: PM Inggris Kecam Pelecehan Rasial yang Diarahkan ke Timnas Saat Final Euro 2020

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dengan cepat mengutuk pelecehan rasial dan menyalahkan perusahaan media sosial karena tidak berbuat cukup untuk menghentikan penyebaran kebencian di platform mereka.

Dia mengatakan akan menggunakan pertemuan dengan para pemimpin perusahaan tersebut Selasa (13/7/2021), untuk menegaskan kembali kebutuhan mendesak untuk bertindak.

Kritikus mengatakan bahwa Johnson dan pemerintahannya gagal mengatasi masalah ini pada awal turnamen Euro 2020.

Saat itu beberapa penggemar mencemooh tim Inggris karena berlutut secara simbolis di awal pertandingan untuk menyoroti masalah rasial.

Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel, mendapat sorotan khusus setelah dia menentang apa yang dia sebut "isyarat politik."

Dia bahkan mengatakan penggemar memiliki hak untuk mencemooh tindakan itu.

Dalam sebuah wawancara bulan lalu, Patel juga mengkritik protes musim panas lalu oleh gerakan Black Lives Matter di Inggris, termasuk di mana patung pedagang budak abad ke-17 digulingkan, sebagai upaya untuk menulis ulang sejarah.

Pada Senin (12/7/2021), pemain Inggris Tyrone Mings mencela Patel karena bermain politik, setelah dia meminta polisi mengambil tindakan terhadap mereka yang menjadikan para pemain sepak bola sebagai target "pelecehan rasial yang keji."

"Anda tidak bisa menyalakan api di awal turnamen dengan melabeli pesan anti-rasial kami sebagai 'gesture politik' dan kemudian berpura-pura jijik ketika hal yang kami kampanyekan, terjadi," tulis Mings di Twitter.

Marvin Sordell, mantan pemain sepak bola profesional yang memberi nasihat kepada Asosiasi Sepak Bola Inggris tentang keragaman, mengatakan curahan rasa jijik dari para politisi dan pakar seolah sangat wajar didengar.

“Kami selalu melihat kecaman,” kata Sordell kepada BBC.

“Sama saja selama beberapa hari, kemudian kami kembali normal dan kemudian insiden lain terjadi.…Kami seperti hidup dalam siklus yang terus berlanjut. Pada titik tertentu, kita harus memutus siklus. Pada titik tertentu, tidak cukup hanya menjadi marah. Kita harus melakukan sesuatu."

Baca juga: Bagaimana Media Inggris Soroti Kekalahan Timnasnya di Final Euro 2020?

 

Rashford, yang tumbuh beberapa mil dari stadion bersejarah Manchester United Old Trafford. Dia bergabung dengan tim nasional Inggris pada usia 18 tahun setelah mencetak rentetan gol untuk klub kota kelahirannya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com