LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengecam adanya pelecehan rasial yang ditujukan ke timnas setelah kalah dalam final Euro 2020.
"Timnas Inggris ini layak diapresiasi sebagai pahlawan, daripada dilecehkan di media sosial," kecam Johnson di Twitter.
"Mereka yang melakukan pelecehan rasial seharusnya malu akan perbuatan mereka," lanjut PM asal Partai Konservatif tersebut.
Baca juga: Final Euro 2020, Suporter Inggris Rusuh Setelah Kalah dari Italia
Pelecehan itu menimpa tiga pemain muda The Three Lions, yakni Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka.
Ketiganya dilecehkan setelah gagal menjadi penalti saat Inggris berhadapan dengan Italia dalam final Euro 2020, Minggu (11/7/2021).
Mereka bertiga sampai mendapatkan emoji monyet. Ada juga yang menulis kalimat rasial dan menyalahkan mereka sebagai biang kekalahan.
Kepolisian Metropolitan London menyatakan, mereka sudah mengawasi segala komentar rasial dalam tagar #Euro2020.
"Pelecehan ini benar-benar tidak bisa dimaafkan. Kami akan menggelar penyelidikan," tegas kepolisian, seperti dilansir AFP, Senin (12/7/2021).
Anggota parlemen dari Partai Konservatif, Tom Tugendhat, menyerukan agar platform media sosial mengambil tindakan.
Baca juga: Bagaimana Media Inggris Soroti Kekalahan Timnasnya di Final Euro 2020?
Tugendhat berkicau, sejumlah platform mempunyai algoritma yang bisa menyasar iklan tertentu kepada penggunanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.