Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Haiti Tangkap Terduga Dalang Pembunuhan Presiden Jovenel Moise

Kompas.com - 12/07/2021, 10:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Kepolisian Haiti mengumumkan menangkap sosok yang ditengarai dalang pembunuhan Presiden Jovenel Moise.

Christian Emmanuel Sanon dituding mempunyai "tujuan politik" dalam merekrut tim yang akhirnya menembak mati Moise.

"Individu ini sengaja memasuki Haiti menggunakan pesawat pribadi demi tujuan politiknya," kata Kepala Polisi Leon Charles.

Baca juga: Fakta Pembunuh Presiden Haiti Mulai Terkuak, Ini Detilnya

Sanon disebut tiba pada Juni ditemani sejumlah warga Kolombia, ujar Leon dalam detail yang disampaikan dalam konferensi pers.

Leon mengungkapkan, misi awal para pelaku adalah menangkap Jovenel Moise. "Situasinya kemudian berubah," kata dia.

Dilansir AFP, Minggu (11/7/2021), Charles menuturkan, pelaku lain yang berjumlah 22 orang memasuki Haiti.

Dia menjelaskan, mereka mendapatkan informasi plot pembunuhan dari 18 warga Kolombia yang ditangkap.

Berdasarkan keterangan mereka, Sanon merekrut para pembunuh melalui perusahaan keamanan swasta bernama CTU yang berbasis di Miami.

"Ketika kami mengadang mereka, sosok pertama yang ditelepon oleh salah satu pelaku adalah Christian Emmanuel Sanon," kata dia.

Baca juga: Perdana Menteri Claude Joseph Bersumpah Dapatkan Keadilan untuk Pembunuhan Presiden Haiti

Leon menyampaikan, Sanon kemudian menelepon dua orang yang diduga merupakan dalang lain. Hanya saja, Leon tak menjabarkan identitas mereka.

Otoritas menerangkan, ke-28 pelaku menyerbu kediaman Moise di Port-Au-Prince pada Rabu (7/7/2021) dan menembaknya beserta istrinya, Martine.

Serangan tersebut membunuh Presiden Haiti sejak 2017 itu, sedangkan istrinya terluka parah dan dilarikan ke AS untuk menjalani perawatan.

Beberapa jam setelah penembakan, kepolisian dan militer menggelar operasi untuk menangkap para pelakunya.

Baca juga: Pemerintah AS: Tidak Ada Rencana untuk Kirim Bantuan Militer ke Haiti

Tiga di antara penyerang dilaporkan tewas dalam baku tembak, sedangkan delapan sisanya masih buron.

Port-Au-Prince melalui Perdana Menteri interim Claude Joseph langsung meminta bantuan AS dalam penyelidikan.

Awalnya, mereka meminta AS menempatkan militer untuk menjaga sejumlah aset vital negara, yang ditolak oleh Washington.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com