Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapakah Sun Tzu dan Kenapa Strategi Perangnya Terus Relevan?

Kompas.com - 08/07/2021, 17:08 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - "The supreme art of war is to subdue the enemy without fighting." (Sun Tzu)

Selama ini, dalam berbagai konteks, quote atau kutipan seperti itu amat banyak menghiasi media sosial.

Kutipan tentang "perang", yang bisa dimaknai dalam konteks apapun di kehidupan, relevan sampai hari ini dan banyak dijadikan pedoman.

Satu hal yang pasti, kutipan-kutipan filosofis nan menggelora ini tak akan ada tanpa kehadiran Sun Tzu, seorang legenda, seorang ahli strategi perang dari China.

Pria ini, bahkan disebut sebagai jenderal perang terbaik yang pernah ada, sepanjang sejarah.

Baca juga: Lawan Virus Corona, Satgas Penanganan Covid-19 Gunakan Strategi Perang Sun Tzu

Catatan sejarawan Sima Qian menunjukkan bahwa Sun Tzu berasal dari periode Spring dan Autumn, di kisaran tahun 771-476 SM.

Sun Tzu yang lahir di dinasti Qi, awalnya mengabdi pada Raja Helu di Kerajaan Wu pada kisaran tahun 512 SM.

Di situ, potensinya yang luar biasa sudah terlihat.
Bahkan dia sampai diperebutkan banyak sekali kerajaan di China kuno yang membutuhkan saran tentang strategi perang.

Reputasi ini didapat Sun Tzu pasca-memenangkan Perang Boju, yang bahkan dianggap tak mungkin dimenangkan dengan cara apapun.

Segala taktik, daya upaya, strategi, atau apapun itu yang dijalankan Sun Tzu, hampir tak pernah meleset. Selalu telak dan berhasil.

Baca juga: Kisah Perang di Kursk, Pertempuran Tank Terbesar di Dunia

Berbekal pengalaman itulah, Sun Tzu akhirnya menulis "Art of War", yang tak hanya jadi pegangan di era Dinasti Zhao, Qi, Qin, Chu, Han, Wei, dan Yan, tapi juga di masa sekarang--karena konteks "perang" bisa mewujud dalam hal apapun.

Negara Barat pun tak ketinggalan mempraktikkan semua yang ditulis Sun Tzu. Membuat peperangan dan penaklukan serasa jadi hal yang mudah saja.

Laksana Alexander yang Agung atau Napoleon Bonaparte yang dikenal sebagai ahli strategi ulung, petuah Sun Tzu juga bisa membuat lawan tunduk dan takluk dalam sekali tekuk.

Mulai Mao Zedong, Jendral Vo Nguyen Giap, Jendral Douglas MacArthur dan banyak petinggi militer dunia, mengacu pada "Art of War" sebagai rujukannya.

Baca juga: Sejarah Kerajaan Majapahit, Berhasil Satukan Nusantara, tetapi Runtuh akibat Perang Saudara

Di era sekarang, strategi dari Sun Tzu juga banyak dipakai di bidang manajemen bisnis.

Tujuannya sama, untuk membuat lawan bertekuk lutut. Hebatnya lagi, strategi ala Sun Tzu mampu membuatnya mudah tanpa perlu keluar banyak tenaga.

"Know thy self, know thy enemy. A thousand battles, a thousand victories."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com