Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Presiden Haiti Jovenel Moise Mengaku sebagai Agen AS

Kompas.com - 07/07/2021, 20:51 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Pelaku pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise mengeklaim dirinya agen dari Amerika Serikat (AS).

Jovenel tewas ditembak sekelompok orang tak dikenal di rumahnya pada Rabu (7/7/2021), dalam serangan yang melukai istrinya.

Perdana menteri interim Claude Joseph mengutuk penembakan itu sebagai tindakan yang barbar, kejam, dan tidak manusiawi.

Baca juga: Presiden Haiti Jovenel Moise Tewas dalam Serangan di Rumahnya

"Sekelompok pelaku, beberapa berbicara dalam bahasa Spanyol, menyerang kediaman pribadi presiden dan membunuhnya," kata Joseph.

Moise, Presiden Haiti sejak 2017 itu ditembak mati di kediamannya di Port-Au-Prince pukul 01.00 dini hari waktu setempat.

Kini Joseph akan bertanggung jawab sebagai penjabat presiden untuk Haiti, negara di Karibia dengan jumlah penduduk 11 juta jiwa.

Media AS Miami Herald melaporkan, pembunuh Jovenel Moise mengaku sebagai agen Badan Anti-narkoba (DEA).

Apalagi dalam video yang diambil di dekat lokaso kejadian menunjukkan pelaku berteriak atas nama DEA.

"Semuanya mundur! Ini operasi DEA! Semuanya jangan maju! Ini sudah operasi DEA!" kata si pembunuh dalam aksen Amerika.

Baca juga: 5 Pastor dan 2 Biarawati Diculik di Haiti, Pelaku Minta Tebusan Rp 14 Miliar


Warga setempat menceritakan bagaimana mereka mendengar suara senjata barat, ledakan granat, hingga desingan drone.

Namun, sumber pemerintahan mengungkapkan, meski salah satu pelaku berbicara bahasa Inggris dengan aksen Amerika, mereka bukan agen DEA.

"Mereka jelas merupakan tentara bayaran," kata sumber tersebut sebagaimana diberitakan New York Post.

Joseph melanjutkan, istri Moise, Martine, terluka dalam serangan itu dan kini tengah dalam perawatan.

Baca juga: Gerebek Markas Geng, Polisi Haiti Malah Kocar-kacir, 4 Aparat Tewas

PM interim itu menuturkan, saat ini pemerintah berkoordinasi dengan kepolisian maupun pasukan keamanan.

"Segala tindakan diambil untuk menjamin negara dan melindungi rakyat. Republik dan demokrasi di sini akan menang," tegasnya.

AS melalui Sekretaris Pers Jen Psaki menyatakan, Presiden Joe Biden akan segera mendapatkan laporan mengenai serangan itu.

CBS News melaporkan, Kedutaan Besar AS di Port-Au-Prince sudah memberikan peringatan dan memutuskan menghentikan layanan.

Baca juga: Haiti Diguncang Upaya Kudeta dan Rencana Pembunuhan Presiden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com