Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Ratu Elizabeth II dan Ratu Victoria Dihancurkan, Buntut Temuan Makam Massal Anak Kanada

Kompas.com - 04/07/2021, 13:13 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

OTTAWA, KOMPAS.com - Patung Ratu Elizabeth II dan Ratu Victoria digulingkan dan dihancurkan di Kanada.

Perusakan ini dilakukan selama protes, yang menyuarakan kemarahan atas penemuan ratusan kuburan anak-anak pribumi yang mengkhawatirkan warga “Negeri Mapel”.

Baca juga: Jenazah Anak Korban Genosida Ditemukan, Hari Kanada 2021 Dibatalkan

Video online menunjukkan kerumunan besar merobohkan patung-patung di Winnipeg saat perayaan Hari Kanada pada Kamis (1/7/2021).

Banyak dari warga meneriakkan, “Tidak ada kebanggaan dalam genosida.”

"Saya membantu meruntuhkan wanita jalang itu," kata keterangan pada video online tentang penggulingan patung Ratu Inggris Elizabeth II (95 tahun), yang masih menjadi kepala negara Kanada saat ini.

Klip lain menunjukkan kerumunan besar, kebanyakan berpakaian oranye, berteriak kegirangan ketika mereka menghancurkan patung Ratu Victoria.

Nenek buyut Ratu Elizabeth II itu memerintah dari 1837 hingga 1901, ketika Kanada menjadi bagian dari Kerajaan Inggris.

"Mereka memenggal kepala Ratu Victoria," kicau Waabishkaa Ma'iingan Naakshig, salah seorang demostran yang ikut serta dalam aksi tersebut.

Yang lain menendang dan menari di sekitar patung yang roboh itu. Mereka kemudian membubuhkan tanda telapak tangan bercat merah di sekitarnya.

Di tempat lain, gereja-gereja Katolik juga telah dirusak dan dicap dengan cat merah berbentuk tangan yang serupa.

Baca juga: 751 Kuburan Tak Bertanda Ditemukan Lagi di Kanada, di Sekolah Asrama Abad ke-19

Protes memanas menyusul penemuan hampir 1.000 kuburan tak bertanda di bekas sekolah asrama di British Columbia dan Saskatchewan. Sebagian besar sekolah itu dijalankan oleh Gereja Katolik dan didanai oleh pemerintah.

Selama 165 tahun setidaknya sejak 1996, sekolah secara paksa memisahkan anak-anak pribumi dari keluarga mereka.

Mereka dilaporkan sampai kekurangan gizi dan mengalami pelecehan fisik dan seksual. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada pada 2015 menyatakan insiden itu sebagai “genosida budaya.”

Pengunjuk rasa yang menyalahkan masa lalu negaranya, melampiaskan kemarahan pada simbol-simbol kolonial di negara itu.

Dalam pesan Hari Kanada-nya, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan penemuan itu “telah mendesak kita untuk merenungkan kegagalan sejarah negara kita.”

Dia menyebutnya "waktu untuk refleksi," dengan banyak kota membatalkan perayaan Hari Kanada tradisional, melansir New York Post pada Jumat (2/7/2021).

Sementara sebagai gantinyam dalam acara #CancelCanadaDay ribuan orang malkukan pawai unjuk rasa melalui ibu kota, Ottawa.

Seorang juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pemerintah mengutuk setiap perusakan patung ratu.

“Kami turut berduka bersama komunitas adat Kanada setelah penemuan tragis ini, dan kami mengikuti masalah ini dengan cermat dan terus terlibat dengan Pemerintah Kanada dalam masalah adat,” katanya.

Baca juga: Kanada Kembali Temukan Ratusan Kuburan Tak Bertanda di Bekas Sekolah Adat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com