Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Masih “Ogah-ogahan” Terima Bantuan Vaksin Covid-19

Kompas.com - 04/07/2021, 12:23 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber VOA News

PYONGYANG, KOMPAS.com – Beberapa waktu lalu, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengakui bahwa negaranya mengalami krisis pangan.

Bahkan, Kim Jong Un membandingkan situasi kurang pangan Korea Utara saat ini sama dengan kelaparan tahun 1990-an yang menghancurkan.

Baca juga: “Krisis Hebat” karena Covid-19, Korea Utara Masih Belum Lapor Apa pun ke WHO

Kini, Korea Utara juga secara teratur mengakui bahwa mereka menghadapi krisis terkait pandemi virus corona, meski terus mengeklaim tidak ada satu pun kasus Covid-19.

Masih belum jelas krisis yang dialami Korea Utara karena negara tersebut menutup diri dengan lockdown ketat selama 17 bulan.

Namun, yang jelas adalah bahwa Korea Utara masih tampak “ogah-ogahan” menerima vaksin dari dunia internasional.

Baca juga: Kim Jong Un: Korea Utara dalam Krisis Besar karena Covid-19

Pembicaraan terhenti

Negosiasi antara Korea Utara dan Aliansi Vaksin Global (Gavi) telah terhenti selama berbulan-bulan.

Korea Utara hanya menyelesaikan dua dari tujuh langkah administratif yang diperlukan, menurut sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.

“Jika DPRK (singkatan resmi Korea Utara) cepat menangani dokumen-dokumennya, mereka akan mendapatkan sejumlah vaksin,” kata seorang sumber kepada VOA.

Baca juga: Korea Utara Akui Berat Badan Kim Jong Un Turun

Sumber itu menambahkan, jika Korea Utara memenuhi seluruh persyaratan yang diajukan oleh Gavi, distribusi bantuan vaksin akan berjalan dengan baik ke negara itu.

Di sisi lain, Gavi menolak mengomentari pembicaraan lebih lanjut dengan Korea Utara.

"Pekerjaan sedang berlangsung dan diskusi masih berlanjut dengan DPRK," kata seorang juru bicara Gavi.

Baca juga: Lihat Kim Jong Un Kurus, Rakyat Korea Utara Menangis Tersedu-sedu

Banyak rintangan

Gavi mengumumkan pada Maret bahwa mereka berencana mendistribusikan 1,7 juta dosis vaksin AstraZeneca ke Korea Utara pada Mei.

Kendati demikian, pengiriman bantuan vaksin tersebut mengalami beberapa hambatan, termasuk kekhawatiran Korea Utara tentang keamanan dan kemanjuran vaksin AstraZeneca.

Selain itu, Pyongyang juga enggan menandatangani dokumen jika terjadi efek samping dan tidak mengizinkan pekerja internasional yang memfasilitasi pengiriman masuk ke negara itu.

Baca juga: Rakyat Korea Utara Sedih Lihat Kim Jong Un Kurusan

Di sisi lain, pasokan global yang minim juga menjadi penyebab tersendatnya pengiriman vaksin ke Korea Utara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com