Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus dan Kematian Akibat Covid-19 Melonjak, Rusia Tetap Ogah Lockdown

Kompas.com - 02/07/2021, 21:58 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com – Rusia menyatakan tidak akan memberlakukan lockdown meski negara tersebut mencatatkan rekor jumlah kematian terbanyak akibat virus corona selama empat hari berturut-turut.

Pada Jumat (2/7/2021), pemerintah melaporkan 679 kematian akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir sebagaimana dilansir AFP.

Selain itu, “Negeri Beruang Putih” mengalami lonjakan kasus virus corona harian yang didorong oleh varian Delta yang sangat menular.

Baca juga: Rusia Catatkan 679 Korban Meninggal Harian Covid-19, Rekor di Negara Itu

Hal itu diperburuk oleh upaya vaksinasi yang lamban. Kini, Rusia adalah negara terparah kelima di dunia dalam hal jumlah kasus Covid-19.

Sebelumnya, negara tersebut juga menolak untuk memberlakukan lockdown total sejak gelombang pertama pandemi tahun lalu.

Kendati demikian, Rusia masih terus menjadi tuan rumah bagi acara-acara yang melibatkan banyak orang, termasuk pertandingan sepak bola Euro 2020 di St Petersburg.

Karena tingginya jumlah kasus harian, Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak rakyat Rusia agar mau divaksinasi.

Baca juga: Kisah Sekte Pegulat Roh Doukhobor, 200 Tahun Disiksa Kekaisaran Rusia karena Dianggap Sesat

Namun demikian, Kremlin mengatakan pada Jumat bahwa penerapan lockdown tidak mungkin dilakukan untuk saat ini.

"Tidak ada yang menginginkan lockdown, dan ya, itu tidak untuk diperdebatkan," kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov, kepada wartawan.

Dia menambahkan, orang-orang di Rusia harus divaksinasi secepat mungkin.

St Petersburg, kota terbesar kedua Rusia, pada Jumat mencatat 101 kematian, berkurang sedikit dari rekornya awal pekan ini yakni 119 kematian.

Baca juga: Putin: Meski Rusia Tenggelamkan Kapal Perang Inggris, Perang Dunia 3 Takkan Terjadi

Kendati demikian, pertandingan perempat final Euro 2020 yang mempertemukan Spanyol dan Swiss pada Jumat malam bakal tetap digelar di depan ribuan penonton.

Wali Kota Moskwa Sergei Sobyanin mengatakan bahwa virus corona varian Delta sekarang menyumbang 90 persen dari kasus baru di ibu kota.

Pihak berwenang di Moskwa telah memberlakukan sejumlah pembatasan.

Sebelumnya, Kremlin menargetkan untuk bisa memvaksinasi 60 persen populasi Rusia pada September.

Baca juga: Rusia Catatkan Rekor Buruk, Kematian akibat Covid-19 Tertinggi Sejak Pandemi

Tetapi awal pekan ini, Kremlin mengaku bahwa mereka tidak akan dapat memenuhi target itu meskipun vaksin buatan mereka, Sputnik V, telah tersedia sejak awal Desember.

Pihak berwenang terus menerus mengajak orang-orang yang skeptis terhadap vaksin agar mau divaksin.

Di sisi lain, mereka juga mendorong orang-orang yang sebelumnya sudah divaksin untuk diberi vaksin lagi.

Pekan ini, Sobyanin mendorong warga Moskwa yang sudah divaksin lebih dari enam bulan lalu untuk mau disuntik lagi dengan vaksin Sputnik V booster.

Baca juga: Pesanan Vaksin Sputnik V Tak Kunjung Dikirim, Guatemala Minta Rusia Kembalikan Uangnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com