Gedung Putih mengutip tantangan logistik sebagai alasan di balik keterlambatan pengiriman vaksin.
Adapun CNN melaporkan masalah lain, termasuk pejabat AS harus mengembangkan rencana darurat.
Masalah itu mengingat dosis yang awalnya mereka rencanakan untuk digunakan dibuat oleh vaksin AstraZeneca. Namun, hingga kini review keamanan dan kemanjuran Food and Drug Administration AS yang belum selesai.
Baca juga: Rusak Vaksin Covid-19, Apoteker Ini Dipenjara 3 Tahun
"Apa yang kami temukan sebagai tantangan terbesar sebenarnya bukanlah pasokan. Kami memiliki banyak dosis untuk dibagikan kepada dunia. Tapi ini adalah tantangan logistik yang sangat besar, dan kami telah melihatnya saat kami mulai menerapkannya (di AS)," Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan pada Senin (21/6/2021).
Menurut Psaki, tantangan-tantangan itu antara lain terkait berbagi informasi keselamatan dan peraturan.
AS juga harus memastikan tim negara lain memiliki persediaan dan transportasi yang diperlukan untuk menerima dosis, memastikan penyimpanan dan persiapan yang tepat, serta memastikan vaksin melewati bea cukai.
“Hambatan bahasa juga menjadi masalah,” kata Psaki.
“Sama seperti yang kami miliki dalam respons domestik kami, kami akan bergerak secepat mungkin, sambil mematuhi persyaratan peraturan dan hukum AS dan negara tuan rumah, untuk memfasilitasi pengangkutan vaksin yang aman dan terjamin melintasi perbatasan internasional," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
“Ini akan memakan waktu, tetapi Presiden (Biden) telah mengarahkan administrator untuk menggunakan semua fasilitas Pemerintah AS untuk melindungi individu dari virus ini secepat mungkin," ujar Psaki.
Baca juga: Pemimpin G7 Janji Berikan 1 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 ke Dunia pada 2023
Sebagai bagian dari upaya Biden menegaskan kembali kepemimpinan AS di panggung dunia, Presiden AS mengumumkan awal bulan ini bahwa AS berencana menyumbangkan 500 juta dosis vaksin Pfizer Covid-19 secara global.
Langkah ini juga akan berfungsi melawan upaya Rusia dan China, untuk menggunakan vaksin mereka sendiri yang didanai negara guna memperluas pengaruh globalnya.
Pada Februari, Biden mengatakan, 2 miliar dollar AS (Rp 28,8 triliun) dalam kontribusi AS akan digunakan untuk inisiatif vaksin virus corona global, dan akan memberikan dukungan kepada Covax.
Biden juga menjanjikan tambahan 2 miliar dollar AS (Rp 28,8 triliun) dalam pendanaan, bergantung pada kontribusi dari negara lain dan target pengiriman dosis yang terpenuhi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.