Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karier Militer Naftali Bennet, PM Israel yang Baru, yang Kontroversial

Kompas.com - 14/06/2021, 11:22 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber wikipedia

KOMPAS.com - Sebelum masuk ke politik hingga akhirnya menggeser posisi Benjamin Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett lebih dulu aktif di militer.

Bennett sempat bertugas di Zona keamanan Israel di Lebanon selama 1982-2000, di tengah konflik Lebanon Selatan. Dia juga ikut serta dalam banyak operasi, termasuk Operasi Grapes of Wrath.

Baca juga: Israel Punya Perdana Menteri Baru, Hamas Tegaskan Terus Melawan

Bennett yang direkrut dalam Pasukan Pertahanan Israel pada 1990, juga sempat bertugas di Sayeret Matkal (pasuken elite) dan Maglan sebagai komandan kompi.

Sarjana hukum dari Universitas Ibrani Yerusalem ini, selama Perang Lebanon pada 2006, bertugas di unit pasukan khusus Maglan dengan misi utama menghancurkan Hezbollah.

Baca juga: Profil Naftali Bennett, Perdana Menteri Israel yang Baru, Kerap Serukan Caplok Tepi Barat

Beberapa tindakan Bennett sebagai komando pasukan khusus, disebut kontroversial dan sembrono, terutama dalam dalam Operasi Grapes of Wrath.

Saat itu, dirinya memerintahkan tembakan artileri setelah unitnya mendapat tembakan mortir. Tapi, tembakan ini menghantam kompleks PBB tempat warga sipil berlindung.

Insiden ini lantas dikenal sebagai "Pembantaian Qana", dengan Bennett sebagai salah satu sosok yang dianggap bertanggungjawab.

Baca juga: Resmi Dilengserkan sebagai PM Israel, Ini Serangan Benjamin Netanyahu

Jurnalis Yigal Sarna, menilai bahwa Bennett "terkesan buruk" saat bertugas di unit komando Maglan selama operasi.

"Bennett memimpin 67 tentara ke Lebanon. Pada titik tertentu, dia memutuskan untuk mengabaikan perintah dan mengubah rencana operasional, tanpa mengoordinasikan gerakan ini dengan atasannya. Ini adalah sikap pengecut, dan tidak cukup teguh," ungkap Yigal.

Baca juga: Naftali Bennett Jadi Perdana Menteri Israel Baru, Joe Biden Ucapkan Selamat

"Akhirnya dekat desa Kfar Kana, pasukan Bennett terperangkap dalam penyergapan. 102 warga sipil tewas, dan 10 luka-luka, di antaranya empat penjaga perdamaian PBB," tambahnya.

Bennett, seperti pengakuan Yigal, menjawab enteng.

"Saya sekarang telah menjadi sasaran serangan, yang mengklaim bahwa saya bertanggung jawab atas pembantaian di Kfar Kana," uja Bennett.

"Kepahlawanan saya tidak akan diselidiki. Terus cari di arsip. File militer saya tersedia untuk dilihat," tambahnya.

Baca juga: Bagaimana PM Israel Benjamin Netanyahu Mengalami Kejatuhannya

Di sisi lain, mantan anggota unit Bennett menulis surat untuk membelanya. Menganggapnya tak pernah melakukan tindakan ceroboh.

"Naftali Bennet memimpin banyak operasi yang berhasil, yang mengarah pada eliminasi teroris Hezbollah. Serangannya masuk jauh ke wilayah musuh," ujar pembela Bennett.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com