Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Gajah Pengembara Kembali Terlihat, China Siapkan Perlindungan Ketat

Kompas.com - 13/06/2021, 16:11 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BEIJING, KOMPAS.com - Sekelompok gajah di China yang dikenal sebagai "pengembara", pada Sabtu (12/6/2021), terlihat lagi di Kota Shijie, Kota Yuxi, dan pinggiran Kota Kunming.

Dilansir AP, sekelompok gajah ini menjadi fenomenal karena beberapa waktu lalu, mereka bergerak dalam satu rombongan meninggalkan suaka margasatwa di barat daya Provinsi Yunnan, menuju barat daya.

Saat ini, belasan gajah dilaporkan terlihat kembali, dengan seekor gajah jantan yang memisahkan diri dari kawanannya.

Baca juga: Perjalanan Terjauh, 15 Gajah Menempuh 500 Kilometer Membelah China

Kelompok itu sudah berjalan sejauh 500 kilometer ke utara, tepatnya menuju pinggiran ibu kota provinsi Kunming.

Pihak berwenang setempat menyatakan, arah perjalanan mereka bisa menjadi pertanda baik.

Gajah-gajah ini diharap bisa dibawa kembali ke rumah asli mereka di Prefektur Otonomi Xishuangbanna Dai, yang berlokasi di barat daya Kunming.

Baca juga: Kawanan Gajah Liar Kabur dari Cagar Alam dan Serbu Jalanan Kota di China


 

Pihak berwenang juga berusaha terus menjaga jarak antara mereka dan penduduk setempat.

Caranya, dengan memblokir akses ke desa-desa dan berusaha memancing mereka pergi dengan taburan makanan.

Meski begitu, 15 kawanan gajah dikabarkan sudah menyerbu laham pertanian, berjalan-jalan di kota, dan mencari makanan ringan di desa-desa, bahkan rumah jompo.

Baca juga: Kawanan Gajah Lari dari Cagar Alam, seperti Ini Jejak yang Ditinggalkan Sepanjang 500 Kilometer


Semua gajah ini, dilaporkan sehat dan tidak ada orang yang terluka saat tak sengaja berpapasan.

Pejabat setempat telah mengeluarkan perintah tegas pada warga untuk tidak berusaha mengusir mereka menggunakan petasan atau cara lain.

Sekitar 300 gajah liar China ini punya status perlindungan tingkat tertinggi, setara dengan maskot tidak resmi China, panda raksasa.

Karena itulah, tindakan pencegahan ekstra untuk melindungi gajah ini dilakukan semaksimal mungkin.

Mulai menyiapkan pekerja darurat tambahan, kendaraan dan pesawat tak berawak untuk memantau pergerakan gajah, dan melindungi penduduk setempat.

Sekitar 2,5 ton makanan juga disiapkan untuk para gajah.

Baca juga: Pawangnya Meninggal, Gajah Ini Tempuh 24 Km untuk Ucapkan Selamat Tinggal

Manajer World Animal Protection Evan Sun menyatakan, perjalanan para gajah kemungkinan
disebabkan kurangnya pasokan makanan, peningkatan populasi, dan, hilangnya habitat.

“Meningkatnya konflik manusia-gajah harusnya dikawal kebijakan dan rencana yang lebih strategis untuk melindungi satwa liar yang terancam punah sekaligus habitat aslinya,” tulis Sun dalam email yang dikutip AP.

"Ini juga merupakan peluang besar untuk mendidik masyarakat tentang tantangan yang dihadapi hewan liar untuk bertahan hidup. Perlindungan yang lebih baik dari tingkat pemerintah, industri, dan masyarakat, juga sangat dibutuhkan," tambah Sun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com