TEL AVIV, KOMPAS.com - Israel mengeklaim, mereka meledakkan gedung yang dipakai tempat berkantor oleh Al Jazeera karena Hamas memakainya untuk mengacaukan Iron Dome.
Menara Jala yang dihancurkan di Gaza pada pertengahan Mei juga dipakai kantor berita Associated Press (AP) sebagai kantor.
Misi "Negeri Zionis" di PBB menawarkan untuk membangun lagi kantor AP di Gaza, sembari membeberkan klaim mereka.
Baca juga: Serangan Udara Israel Ledakkan Kantor Media Al Jazeera dan AP di Gaza
AP sendiri menyambut baik tawaran itu, namun menekankan mereka tidak menemukan bukti gedung itu dipakai oleh Hamas.
Hamas, faksi Palestina yang menguasai Gaza, juga tidak memberikan komentar atas klaim dari misi Israel tersebut.
Kedua kubu saling serang pada 10 Mei, buntut kericuhan yang terjadi di Yerusalem antara Muslim dan Yahudi.
Hamas menembakkan roket ke wilayah Israel merespons ketegangan itu, yang dibalas dengan serangan udara.
Selama 11 hari konflik, PBB menyatakan 256 orang di Gaza tewas, sementara di Israel 13 orang dilaporkan terbunuh.
PBB menerangkan, 128 korban tewas di Gaza adalah warga sipil, sementara militer "Negeri Zionis" mengeklaim mereka membunuh 200 milisi.
Baca juga: Kemarahan Al Jazeera Usai Kantornya Diledakkan Israel di Gaza
Dilansir BBC Selasa (8/6/2021, Al Jazeera dan Associated Press meminta Tel Aviv menjelaskan kenapa kantor mereka diserang.
Gilad Erdan, Utusan Israel untuk PBB sekaligus duta besar di AS langsung bertolak ke New York dan mengunjungi kantor AP.
Kepada jajaran eksekutif, Menara Jala dipakai oleh Hamas untuk mengacaukan sistem pertahanan Iron Dome.
Erdan menyatakan, pihaknya tidak mencurigai karyawan AP sudah tahu gedung tersebut bakal dipakai oleh lawan.
Dia menegaskan Israel mendukung kebebasan pers. "Kami menawarkan membantu AP membangun lagi kantornya di Gaza," kata dia.
Baca juga: Beri Kami 10 Menit, Detik-detik Menegangkan Sebelum Israel Ledakkan Gedung Al Jazeera
Sementara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga merilis pernyataan, menuding lawan menempatkan sinyal pengacak di sana.