OUAGADOUGOU, KOMPAS.com - Terduga milisi membantai sedikitnya 138 warga sipil di utara Burkina Faso, kata pihak terkait pada Sabtu (5/6/2021).
Ini adalah serangan paling mematikan sejak kekerasan pecah di negara Afrika Barat tersebut sejak 2015.
Presiden Roch Marc Christian Kabore mengecam serangan di dekat perbatasan dengan Mali dan Niger itu.
Baca juga: 100 Warga Sipil Dibantai dalam Semalam, Serangan Paling Mematikan di Burkina Faso
Para milisi yang terkait dengan Al Qaeda dan ISIS menargetkan warga sipil dan tentara di sana.
"Beberapa yang terluka meninggal karena luka mereka dan jenazah baru telah ditemukan. Jumlah korban sementara masih 138," kata seorang ofisial pada Sabtu malam, dikutip dari AFP.
"Mayat-mayat itu dikubur di kuburan massal," lanjutnya seraya menambahkan ada puluhan orang terluka.
Sementara itu Kabore yang mengecam pembantaian di desa Solihan menyerukan, "Kita harus tetap bersatu dan solid melawan kekuatan obskurantis ini."
Burkina Faso menyatakan tiga hari berkabung nasional yang akan berakhir Senin (7/6/2021) pukul 23.59 malam.
Pemerintah menyatakan, para milisi membunuh warga sipil dari segala usia, dan membakar rumah-rumah serta pasar utama.
Baca juga: Kades Tewas Setelah Serangan Teroris di Burkina Faso