Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Covid-19 Disuruh Obrak-abrik Tumpukan Mayat untuk Temukan Kerabatnya

Kompas.com - 05/06/2021, 07:03 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber The Sun

NEW DELHI, KOMPAS.com - Anggota keluarga korban Covid-19 India diberitahu untuk mengidentifikasi sendiri orang yang mereka cintai dari tumpukan mayat, yang dibungkus kantong plastik.

Kerabat seorang pria ( 47 tahun) yang meninggal karena Covid-19 diberitahu oleh staf untuk memasuki kamar mayat, mengidentifikasi, dan kemudian membawa jasad kerabatnya pergi.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Pasien Covid-19 Bawa Tabung Oksigen ke Kantor | Wanita India Pulang ke Rumah 2 Minggu Setelah Dikubur

Pemimpin Rumah Sakit Pemerintah Theni K Vilakku di selatan Tamil Nadu, Balaji Nathan, membenarkan insiden itu kepada The Independent.

Dia pun mengaku menyayangkan keadaan itu dan mengklaim itu sangat menyedihkan.

Pasalnya kerabat dibiarkan trauma, dengan tumpukan tubuh tak bernyawa sendiri, demi menemukan orang yang mereka cintai.

Kasus corona india terkini ini muncul setelah rekaman mengejutkan muncul yang menunjukkan mayat korban Covid-19 India dilempar dari jembatan oleh kerabat.

Baca juga: Narapidana India Pilih Tetap di Penjara, Takut Kena Covid-19 Jika Bebas

Kondisi kamar mayat

Gambar 11 mayat yang dibungkus terpal longgar menyebabkan kegemparan di dunia maya.

Beberapa mayat dibungkus dengan sangat buruk sehingga bagian tubuh terlihat tergantung di luar penutup.

Keluarga juga terlihat menangani jenazah sendiri tanpa menggunakan alat pelindung diri, bertentangan dengan protokol kesehatan.

Nathan menjelaskan bahwa seorang petugas biasanya diperbolehkan masuk untuk memilah-milah mayat. Tetapi kamar mayat itu penuh sesak dari penumpukan korban malam sebelumnya.

Dalam upaya untuk mempercepat proses identifikasi, staf mengizinkan keluarga untuk mengeluarkan mayat.

"Sangat disayangkan dua petugas kamar mayat dan satu petugas keamanan membiarkan anggota keluarga berada di kamar mayat. Ruangannya sangat kecil," kata Pemimpin Rumah Sakit Pemerintah India itu melansir The Sun pada Jumat (4/6/2021).

Ia mengaku kondisi itu merupakan kelalaian keamanan kamar mayat.

Menurutnya jasad korban Covid-19 disingkirkan dari waktu ke waktu di siang hari. Tetapi gambar yang viral kata dia terjadi di pagi hari, setelah stagnasi penanganan mayat pada malam harinya.

Investigasi telah menemukan tiga anggota staf bersalah.

Penjaga keamanan yang bertugas telah ditangguhkan, sementara tindakan disiplin telah diambil terhadap dua petugas kamar mayat.

Baca juga: Tabung Oksigen hingga Obat Palsu, Penipu di India Merajalela saat Wabah Covid-19

400.000 kasus sehari

India masih dalam cengkeraman gelombang virus corona kedua yang melumpuhkan dengan kasus memuncak pada 400.000 sehari.

Rumah sakit di seluruh negeri telah dibanjiri pasien Covid-19. Banyak yang dibiarkan tanpa oksigen dan obat-obatan untuk merawat mereka.

Tamil Nadu, sebuah provinsi di India selatan, menjadi kontributor tertinggi untuk beban kasus harian negara “Anak Benua” dengan 26.500 infeksi pada Selasa (1/6/2021).

Nathan meminta maaf kepada keluarga dan mengatakan bahwa, umumnya, kerabat dilarang mendekati jenazah pada waktu-waktu biasa.

Rumah sakit telah berjanji untuk membangun sistem rak untuk menampung lebih banyak mayat.

The Sun melaporkan, ini bukan pertama kalinya foto pasien Covid-19 yang meninggal menyebabkan kemarahan di India.

Ketika jumlah kasus meledak pada April, muncul foto-foto mayat yang tergeletak di Rumah Sakit Memorial Dr BR Ambedkar di Raipur, Chhattisgarh.

Di Uttar Pradesh, mayat diduga korban Covid-19 yang setengah terbakar ditemukan hanyut di sungai Gangga, dan lebih banyak lagi ditemukan terkubur di pasir di tepiannya.

Baca juga: Hina Tentara China yang Tewas Saat Bentrok Lawan India di Himalaya, Blogger Ini Dipenjara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

AS Tunjukkan Bukti Rusia Gunakan Rudal dari Korea Utara di Ukraina

AS Tunjukkan Bukti Rusia Gunakan Rudal dari Korea Utara di Ukraina

Global
Amunisi Buatan AS Digunakan Dalam Serangan Israel di Rafah

Amunisi Buatan AS Digunakan Dalam Serangan Israel di Rafah

Internasional
Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Global
Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Global
Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Global
Pemerintah Slovenia Setujui Pengakuan Negara Palestina Merdeka

Pemerintah Slovenia Setujui Pengakuan Negara Palestina Merdeka

Global
Israel Rebut Koridor Utama Gaza-Mesir, Pertempuran Rafah Kian Sengit

Israel Rebut Koridor Utama Gaza-Mesir, Pertempuran Rafah Kian Sengit

Global
[POPULER GLOBAL] Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir | Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat

[POPULER GLOBAL] Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir | Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat

Global
Bantuan Lewat Rafah Terhambat, Israel Buka Kembali Penjualan Makanan di Gaza

Bantuan Lewat Rafah Terhambat, Israel Buka Kembali Penjualan Makanan di Gaza

Global
Diduga Jalankan Jaringan Malware Terbesar yang Pernah Ada, Pria China Ditangkap

Diduga Jalankan Jaringan Malware Terbesar yang Pernah Ada, Pria China Ditangkap

Global
Gambar AI 'All Eyes on Rafah' Dibagikan Lebih dari 40 Juta Kali di Instagram

Gambar AI "All Eyes on Rafah" Dibagikan Lebih dari 40 Juta Kali di Instagram

Global
Di India, Kotoran Sapi Bisa Diubah Menjadi Energi Alternatif

Di India, Kotoran Sapi Bisa Diubah Menjadi Energi Alternatif

Global
India Dilanda Gelombang Panas, Suhu Dekati 50 Derajat Celsius

India Dilanda Gelombang Panas, Suhu Dekati 50 Derajat Celsius

Global
Guru dan Murid Rohingya Dibunuh Orang-orang Bersenjata di Bangladesh

Guru dan Murid Rohingya Dibunuh Orang-orang Bersenjata di Bangladesh

Global
Kampanye Pemilu Meksiko 2024 Paling Berdarah Sepanjang Sejarah, Puluhan Calon Tewas Dibunuh

Kampanye Pemilu Meksiko 2024 Paling Berdarah Sepanjang Sejarah, Puluhan Calon Tewas Dibunuh

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com