Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Pakai 3 Strategi untuk Akhiri Lockdown Kedua

Kompas.com - 31/05/2021, 17:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menetapkan tiga strategi untuk mengakhiri lockdown parsial kedua.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Senin (31/5/2021), PM Lee menekankan tiga strategi ini harus dilakukan secara individu maupun kolektif.

"Untuk menjaga orang-orang kita tetap aman saat membuka kembali secara progresif, kita harus menguji, kita harus melacak, kita harus memvaksinasi, dan kita harus melakukan ketiganya lebih cepat serta ekstensif," ujar Lee dikutip Kompas.com dari Channel News Asia.

Baca juga: Singapura Antisipasi jika Covid-19 Jadi Endemik

"Setiap upaya individu itu penting. Disiplin kolektif dan tanggung jawab sosial kita telah membantu dengan baik dan membawa kita sejauh ini."

"Mari kita melangkah bersama sebagai satu orang, sehingga kita dapat menyambut new normal, dan muncul sebagai Singapura yang lebih kuat dan lebih bersatu," lanjutnya.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien LoongAFP/GETTY IMAGES Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong
Lee yang menjabat sebagai perdana menteri sejak 2004 itu menerangkan, perluasan tes Covid-19 Singapura yang dimaksud adalah dengan menggunakan berbagai jenis alat.

Di "Negeri Singa" sudah tersedia tes rapid antigen, tes dengan air liur, embusan napas atau breathalyser, pengawasan air limbah, bahkan anjing pelacak.

"Masing-masing pengujian ini cocok untuk kasus-kasus berbeda," ungkapnya.

Tes breathalyser misalnya yang hanya memakan satu menit, sudah disiapkan di bandara dan tempat-tempat lain.

Alat tes Covid-19 yang bisa dipakai sendiri juga bisa dibeli di apotek dan mudah digunakan.

Baca juga: WN Singapura Wajib Negatif Covid-19 Sebelum Pulang dan Saat Tiba

MRT Singapura yang sedang melintas di distrik Dhoby Ghaut, Singapura Tengah terlihat lenggang pada hari pertama pemberlakuan lockdown parsial (16/5/2021). Komuter juga terlihat duduk berjarak satu sama lain. Lockdown parsial diterapkan setelah memburuknya penyebaran Covid-19 terutama angka infeksi kasus komunal di masyarakat sejak 27 April 2021 yang menandai dimulainya gelombang keempat pandemi virus corona di negeri SingaKOMPAS.com/ERICSSEN MRT Singapura yang sedang melintas di distrik Dhoby Ghaut, Singapura Tengah terlihat lenggang pada hari pertama pemberlakuan lockdown parsial (16/5/2021). Komuter juga terlihat duduk berjarak satu sama lain. Lockdown parsial diterapkan setelah memburuknya penyebaran Covid-19 terutama angka infeksi kasus komunal di masyarakat sejak 27 April 2021 yang menandai dimulainya gelombang keempat pandemi virus corona di negeri Singa
Kemudian strategi kedua adalah pelacakan kontak yang lebih cepat dan luas.

Singapura memakai aplikasi TraceTogether yang membantu mengidentifikasi dan mengkarantina kontak dekat dari kasus positif dalam hitungan jam.

Ada juga SafeEntry untuk mengidentifikasi ribuan orang yang mengunjungi tempat sama dengan kasus positif, dan memberitahu orang-orang itu untuk tes Covid-19.

"Kita bisa meningkatkan pelacakan kontak kita dengan melempar jaring yang lebih lebar."

"Pendekatan yang lebih agresif ini akan membantu kita menghentikan kluster lebih cepat," terang Lee.

Baca juga: Jadi Klaster Covid-19, Singapura Tutup Dua Pusat Perbelanjaan

Terakhir adalah strategi vaksinasi Covid-19. Upaya ini sudah dilakukan sejak Desember, dan mayoritas warga berusia 45 tahun ke atas sudah disuntik vaksin Covid-19 setidaknya dosis pertama.

Lalu sekarang vaksinasi Covid-19 di Singapura sedang dilakukan untuk warga berusia 40-44 tahun.

Selanjutnya pada Juni Singapura akan melakukan vaksinasi untuk para pelajar dan mahasiswa.

Orang-orang dewasa berusia 39 tahun ke bawah dan usia muda akan masuk kategori terakhir pada Juni.

Baca juga: Singapura Lockdown Lagi, 2 Pertemuan Elite Dunia Batal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com