Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blood Moon: Mitos Gerhana Bulan dari Seluruh Dunia

Kompas.com - 26/05/2021, 20:19 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Jutaan orang akan memiliki kesempatan untuk melihat gerhana bulan - sebuah peristiwa yang populer di media sebagai "Blood Moon" pada Rabu (26/5/2021).

Selama gerhana seperti itu, bulan purnama bergerak ke dalam bayangan bumi yang dipantulkan oleh matahari, dan untuk sementara menjadi gelap.

Baca juga: Warga New York Abadikan Super Blood Moon Bersinar di Atas Liberty hingga WTC

Beberapa sinar matahari yang masih mencapai bulan, dibiaskan oleh atmosfer bumi. Alhasil bulan akan diterangi dengan cahaya merah tua yang pucat, warnanya tergantung pada kondisi atmosfer.

Istilah "Blood Moon" sejatinya menunjukkan beberapa cara menarik yang digunakan masyarakat modern untuk menciptakan cerita tentang fenomena langit langka ini.

Gerhana bulan sudah lama memesona semua budaya di seluruh dunia, dan menginspirasi beberapa mitos dan legenda yang tersohor.

Banyak di antaranya menggambarkan peristiwa tersebut sebagai “pertanda”. Tapi masyarakat lainnya juga punya cara pandangnya sendiri melihat fenomena langit ini.

Berikut ini mitos terkait fenoma “blood moon” dari seluruh dunia menurut The independent.

Baca juga: 4 Fakta Gerhana Bulan Total Berwarna Merah dan Pelajaran yang Bisa Diambil

Inca kuno

Bagi banyak peradaban kuno, "Blood Moon" dikisahkan datang dengan maksud jahat. Orang Inca kuno mengartikan warna merah tua sebagai jaguar menyerang dan memakan bulan.

Mereka percaya bahwa jaguar mungkin akan mengalihkan perhatiannya ke Bumi. Jadi ketika itu, orang-orang akan berteriak, mengguncang tombak mereka, dan membuat anjing mereka menggonggong dan melolong.

Suara-suara itu diharapkan cukup untuk mengusir jaguar tersebut dari Bumi.

Mesopotamia kuno

Di Mesopotamia kuno, gerhana bulan dianggap sebagai serangan langsung terhadap raja.

Mengingat kemampuan mereka untuk memprediksi gerhana dengan akurasinya, orang Mesopotamia kuno saat itu akan menempatkan “raja palsu” hingga periode Blood Moon berlalu.

Raja palsu ini merupakan orang yang dianggap dapat “dikorbankan.” Sampai fenomena itu lewat, dia akan menyamar sebagai raja.

Sementara raja yang sebenarnya akan bersembunyi dan menunggu gerhana berlalu. Dikisahkan bahwa “Raja Palsu” kemudian akan menghilang tanpa jejak, baru kemudian raja sebenarnya dipekerjakan kembali.

Baca juga: 3 Jenis Gerhana dalam Tata Surya: Matahari, Bulan, Bintang


Rakyat Hindu

Beberapa cerita rakyat Hindu menafsirkan “blood moon” terjadi setelah setan bernama Rahu, meminum ramuan keabadian.

Halaman:

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com