Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Brasil Pimpin Demo Tolak Lockdown Covid-19 yang Diberlakukan Gubernur dan Wali kota

Kompas.com - 26/05/2021, 14:07 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

BRASILIA, KOMPAS.com - Presiden Brasil memimpin demo menolak lockdown yang dilakukan pemerintah daerah, meski 500.000 rakyatnya telah tewas karena Covid-19.

Tanpa menggunakan masker Jair Bolsonaro memimpin ribuan pengendara motor yang berdemo memadati jalan Rio de Janeiro untuk menolak pembatasan Covid-19 yang diberlakukan oleh gubernur dan wali kota.

Brasil saat ini memiliki tingkat infeksi virus corona tertinggi ketiga, setelah AS dan India.

Baca juga: Covid-19 di Brasil Justru Lebih Mematikan daripada India, Ini Sebabnya...

Melansir The Sun pada Selasa (25/5/2021), rumah sakit sekarang kewalahan dengan orang-orang yang meninggal saat mereka menunggu pengobatan di tengah munculnya varian baru virus corona super mutan yang "mengancam" pertahanan kesehatan global.

Sekitar 16 juta orang telah dites positif Covid-19, ketika kurang lebih 450.000 orang meninggal karena virus corona.

Meski begitu, presiden Brasil ini telah mendorong perlawanan terhadap penggunaan masker dan lockdown, yang disarankan oleh pakar kesehatan masyarakat sebagai cara terbaik melawan penularan.

Video menunjukkan Bolsonaro memimpin ribu orang pendukung yang berbaris di jalan dekat Taman Olimpiade kota Barra pada Minggu (23/5/2021) pada pagi waktu setempat.

Baca juga: Brasil Kekurangan Vaksin Covid-19 Jelang Suntikan Dosis Kedua

Demo yang berlangsung selama 1,5 jam itu bahkan disiarkan langsung di halaman Facebook resmi presiden.

Bolsonaro yang menyangkal Covid-19 tetap tidak yakin akan perlunya tindakan keras melawan virus.

Ia bahkan sempat memberitahu orang-orang pada Maret untuk "berhenti merengek".

"Berapa lama Anda akan tetap menangis seperti itu?" ucap kala itu.

Bolsonaro berbicara kepada pendukungnya, bahwa dia tidak akan pernah menginstruksikan tentara untuk memaksa warga tinggal di rumah.

Baca juga: Korban Meninggal Covid-19 di Brasil Capai 400.000 Orang

Dia berkata, “Tentara saya tidak akan pernah turun ke jalan untuk membuat Anda tetap di dalam rumah."

“Tentara kami adalah Anda. Lebih penting dari pada kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan legislatif, kekuasaan adalah milik rakyat Brasil,” ucapnya.

Mengingat jumlah korban tewas yang melonjak, dan kurangnya belas kasihan atau kepemimpinan, jumlah korban tewas di Brasil telah dikecam sebagai " genosida".

Pada April, Brasil melaporkan penggalian 1.000 kerangka untuk memberi ruang bagi para korban meninggal Covid-19.

Dr Miguel Nicolelis, mantan koordinator regional tim tanggap pandemi Covid-19 Brasil, menggambarkan tanggapan negara itu terhadap krisis sebagai "bencana total".

Baca juga: Brasil Peringatkan Warganya Tunda Kehamilan karena Varian Corona Brasil

"Ini tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah Brasil," kata Nicoleliskepada BBC.

"Kami mungkin mencapai 500.000 kematian pada 1 Juli, itu perkiraan terbaru," ucapnya.

Namun, ia mengungkapkan bahwa Universitas Washington merilis perkiraan lain yang menunjukkan, jika tingkat penularan naik sekitar 10 persen, maka bisa mencapai 600.000 kematian.

“Itu adalah reaktor nuklir yang memicu reaksi berantai dan di luar kendali. Ini adalah Fukushima biologis," ungkapnya.

Komentarnya mengacu pada ledakan mengejutkan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi di Jepang yang dipicu oleh tsunami pada 2011.

Baca juga: Covid-19 Makin Buruk di Brasil, Pasien Diikat dan Diintubasi Tanpa Ditenangkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com