Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia dalam Ancaman Serangan Rudal Jarak Jauh China

Kompas.com - 12/05/2021, 02:48 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

CANBERRA, KOMPAS.com - Pangkalan militer Australia berpotensi dihantam rudal China sebagai balasan karena dukungannya terhadap Taiwan.

Para ahli mengatakan wilayah utara Australia yang luas sebagian besar terancam di tengah peringatan perang skala penuh dengan China, yang mungkin 1 dekade lagi.

Ketegangan antara Beijing dan Canberra telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, terkait perang dagang dan permainan saling lempar kesalahan atas pandemi Covid-19.

Baca juga: Hubungan Makin Memanas, China Sebut Australia Sakit

China telah mengancam "hukuman" serangan rudal, jika Australua mendukung aksi AS untuk membela Taiwan dari perselisihan dengan negara Panda tersebut.

Menurut laporan surat kabar Global Times, yang merupakan corong Partai Komunis China atas kebijakannya, menerbitkan peringatan mengerikan kepada Australia, agar tidak terlibat dalam perselisihan China-Taiwan.

Pemimpin redaksi Global Times, Hu Xijin menulis dalam sebuah opini, "Saya menyarankan China membuat rencana untuk menjatuhkan hukuman pembalasan terhadap Australia, setelah secara militer mencampuri situasi lintas-Selat?"

Baca juga: Jaga-jaga Perang dengan China, Taiwan Produksi Rudal Jarak Jauh

"Rencana itu harus mencakup serangan (rudal) jarak jauh di fasilitas militer dan fasilitas penting yang relevan di tanah Australia, jika itu benar-benar mengirim pasukannya ke daerah lepas pantai China dan bertempur melawan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat)," lanjutnya seperti yang dilansir dari The Sun pada Senin (10/5/2021). 

Hu mengatakan penting untuk mengirim pesan yang kuat "untuk mencegah kekuatan ekstrim Australia" dari "melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab".

Dia memperingatkan Australia, "Mereka harus tahu bencana apa yang akan mereka timbulkan ke negara mereka...jika mereka cukup berani berkoordinasi dengan AS untuk campur tangan secara militer dalam masalah Taiwan."

China telah meningkatkan ancamannya ke Taiwan, dengan pasukan bersiap untuk menyerang dan sering melakukan serangan ke ruang udaranya untuk melemahkan pertahanan.

Baca juga: Tangkal Ancaman China, Taiwan Beli Rudal Termutakhir dari AS

Awal tahun ini, para ahli kebijakan luar negeri mengatakan Taiwan adalah "titik konflik" dan perang antara AS dan China sekarang lebih mungkin terjadi dari pada sebelumnya.

Sementara, Dr John Coyne, dari lembaga pemikir Institut Kebijakan Strategis Australia, mengatakan pernyataan media China yang disetir pemerintah adalah "mosi tidak percaya" dalam kesiapan Australia untuk perang.

Pengamat pertahanan terkemuka mengatakan utara Australia yang jarang penduduknya kekurangan kekuatan militer yang dibutuhkannya di dunia dengan ancaman yang semakin "tak terduga", termasuk dari China.

Coyne berkata, "Ancamannya sangat tidak terduga sekarang."

Baca juga: AS Beri Lampu Hijau untuk Taiwan di WHO, China Kirimkan Ancaman Keras

Pembaruan Strategis Pertahanan tahun lalu memperingatkan Australia mungkin tidak memiliki waktu selama sepuluh tahun untuk bersiap menghadapi konflik besar, seperti yang telah diasumsikan sebelumnya.

Pada April, PM Scott Morrison mengumumkan 747 juta dollar AS (Rp 10,6 triliun) untuk meningkatkan 4 pangkalan pelatihan di Northern Territory yang akan digunakan oleh pasukan Australia dan AS.

“Ini adalah investasi yang membuat Australia tetap aman dan memajukan serta melindungi kepentingan nasional kita di dunia yang sangat tidak pasti dan bisa menjadi kawasan yang sangat tidak pasti, di mana ada banyak tekanan," ujar Morrison.

“Fokus kami adalah mengejar perdamaian, stabilitas, dan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dengan tatanan dunia yang mendukung kebebasan,” imbuhnya.

Baca juga: China Beri Peringatan AS: Jangan Main Api soal Taiwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com