Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Australia dalam Ancaman Serangan Rudal Jarak Jauh China

CANBERRA, KOMPAS.com - Pangkalan militer Australia berpotensi dihantam rudal China sebagai balasan karena dukungannya terhadap Taiwan.

Para ahli mengatakan wilayah utara Australia yang luas sebagian besar terancam di tengah peringatan perang skala penuh dengan China, yang mungkin 1 dekade lagi.

Ketegangan antara Beijing dan Canberra telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, terkait perang dagang dan permainan saling lempar kesalahan atas pandemi Covid-19.

China telah mengancam "hukuman" serangan rudal, jika Australua mendukung aksi AS untuk membela Taiwan dari perselisihan dengan negara Panda tersebut.

Menurut laporan surat kabar Global Times, yang merupakan corong Partai Komunis China atas kebijakannya, menerbitkan peringatan mengerikan kepada Australia, agar tidak terlibat dalam perselisihan China-Taiwan.

Pemimpin redaksi Global Times, Hu Xijin menulis dalam sebuah opini, "Saya menyarankan China membuat rencana untuk menjatuhkan hukuman pembalasan terhadap Australia, setelah secara militer mencampuri situasi lintas-Selat?"

"Rencana itu harus mencakup serangan (rudal) jarak jauh di fasilitas militer dan fasilitas penting yang relevan di tanah Australia, jika itu benar-benar mengirim pasukannya ke daerah lepas pantai China dan bertempur melawan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat)," lanjutnya seperti yang dilansir dari The Sun pada Senin (10/5/2021). 

Hu mengatakan penting untuk mengirim pesan yang kuat "untuk mencegah kekuatan ekstrim Australia" dari "melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab".

Dia memperingatkan Australia, "Mereka harus tahu bencana apa yang akan mereka timbulkan ke negara mereka...jika mereka cukup berani berkoordinasi dengan AS untuk campur tangan secara militer dalam masalah Taiwan."

China telah meningkatkan ancamannya ke Taiwan, dengan pasukan bersiap untuk menyerang dan sering melakukan serangan ke ruang udaranya untuk melemahkan pertahanan.

Awal tahun ini, para ahli kebijakan luar negeri mengatakan Taiwan adalah "titik konflik" dan perang antara AS dan China sekarang lebih mungkin terjadi dari pada sebelumnya.

Sementara, Dr John Coyne, dari lembaga pemikir Institut Kebijakan Strategis Australia, mengatakan pernyataan media China yang disetir pemerintah adalah "mosi tidak percaya" dalam kesiapan Australia untuk perang.

Pengamat pertahanan terkemuka mengatakan utara Australia yang jarang penduduknya kekurangan kekuatan militer yang dibutuhkannya di dunia dengan ancaman yang semakin "tak terduga", termasuk dari China.

Coyne berkata, "Ancamannya sangat tidak terduga sekarang."

Pembaruan Strategis Pertahanan tahun lalu memperingatkan Australia mungkin tidak memiliki waktu selama sepuluh tahun untuk bersiap menghadapi konflik besar, seperti yang telah diasumsikan sebelumnya.

Pada April, PM Scott Morrison mengumumkan 747 juta dollar AS (Rp 10,6 triliun) untuk meningkatkan 4 pangkalan pelatihan di Northern Territory yang akan digunakan oleh pasukan Australia dan AS.

“Ini adalah investasi yang membuat Australia tetap aman dan memajukan serta melindungi kepentingan nasional kita di dunia yang sangat tidak pasti dan bisa menjadi kawasan yang sangat tidak pasti, di mana ada banyak tekanan," ujar Morrison.

“Fokus kami adalah mengejar perdamaian, stabilitas, dan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dengan tatanan dunia yang mendukung kebebasan,” imbuhnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/12/024822870/australia-dalam-ancaman-serangan-rudal-jarak-jauh-china

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke