Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter India Minta Publik Tak Pakai Kotoran Sapi sebagai Obat Covid-19

Kompas.com - 11/05/2021, 14:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Asia One

NEW DELHI, KOMPAS.com - Dokter di India memperingatkan publik untuk tidak menggunakan kotoran sapi sebagai obat Covid-19.

Kabar ini muncul di tengah gelombang kedua virus corona, yang saat ini sudah sudah menginfeksi 22,6 juta orang, dengan 246.116 di antaranya meninggal.

Pakar menyatakan, angka sebenarnya diyakini 10 kali lipat lebih tinggi dari jumlah yang dipaparkan pemerintah.

Baca juga: Pasien Covid-19 India Banyak Terinfeksi Jamur Hitam Mematikan

Apalagi, selalu muncul kabar rumah sakit kehabisan oksigen dan ranjang perawatan. Membuat penderita meninggal di jalanan.

Di Negara Bagian Gujarat, barat India, warga berdatangan ke kandang sepekan sekali, dan mengolesi diri mereka dengan kotoran sapi.

Alasannya? Mereka percaya tinja dan urine sapi bisa meningkatkan imun, dan membantu mengalahkan Covid-19.

Dilansir Reuters via Asia One Selasa (11/5/2021), di agama Hindu setempat, sapi merupakan simbol suci dari kehidupan dan Bumi.

Selama berabad-abad, warga setempat menggnakan kotoran dan kencingnya untuk membersihkan rumah dan ritual peribadatan.

Gautam Manilal Borisa, associate manager perusahaan farmasi berujar, cara itu diyakini sebagai metode terapeutik dan antiseptik.

Baca juga: WHO Sebut Varian Covid-19 yang Menyebar di India Sangat Mengkhawatirkan

Borisa mengaku dia menggunakan cara itu pada tahun lalu, dan membantunya sembuh dari virus corona.

"Kami tahu, bahkan ketika dokter datang kemari. Kepercayaan mereka pada terapi ini meningkatkan imun dan percaya diri," paparnya.

Borisa mengaku dia kini aktif di Shree Swaminarayan Gurukul Vishwavidya Pratishthanam, sekolah yang dikelola oleh pendeta Hindu.

Metode itu mengharuskan peserta mengolesi diri dengan kotoran dan kencingnya hingga benar-benar kering.

Setelah itu, mereka akan ke kandang dan memeluk sapinya, dan berlatih yoga untuk mendorong tenaga dalam. setelah itu, mereka membersihkan diri dengan susu.

Baca juga: Puluhan Jenazah Tersapu di Sungai Gangga India, Diduga Korban Covid-19

Dokter maupun ilmuwan di seantero India sudah memperingatkan risiko menggunakan pengobatan alternatif asal-asalan corona.

Jika caranya salah, pakar menyatakan publik malah mendapatkan beragam kondisi kesehatan yang serius.

Dr JA Jayalal, Presiden Asosiasi Medis India berujar, tidak ada bukti tinja dan urine sapi bisa meningkatkan kekebalan.

"Itu hanya kepercayaan. Yang ada malah risiko kesehatan karena penyakit dari hewan bisa berpindah ke manusia," tuturnya.

Dr Jayalal yakin, praktik tersebut juga menjadi klaster virus karena melibatkan banyak orang untuk berkerumun.

Baca juga: Mandi Massal di Sungai Gangga Jadi Super Spreader Tsunami Covid-19 India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com