Kabar ini muncul di tengah gelombang kedua virus corona, yang saat ini sudah sudah menginfeksi 22,6 juta orang, dengan 246.116 di antaranya meninggal.
Pakar menyatakan, angka sebenarnya diyakini 10 kali lipat lebih tinggi dari jumlah yang dipaparkan pemerintah.
Apalagi, selalu muncul kabar rumah sakit kehabisan oksigen dan ranjang perawatan. Membuat penderita meninggal di jalanan.
Di Negara Bagian Gujarat, barat India, warga berdatangan ke kandang sepekan sekali, dan mengolesi diri mereka dengan kotoran sapi.
Alasannya? Mereka percaya tinja dan urine sapi bisa meningkatkan imun, dan membantu mengalahkan Covid-19.
Dilansir Reuters via Asia One Selasa (11/5/2021), di agama Hindu setempat, sapi merupakan simbol suci dari kehidupan dan Bumi.
Selama berabad-abad, warga setempat menggnakan kotoran dan kencingnya untuk membersihkan rumah dan ritual peribadatan.
Gautam Manilal Borisa, associate manager perusahaan farmasi berujar, cara itu diyakini sebagai metode terapeutik dan antiseptik.
Borisa mengaku dia menggunakan cara itu pada tahun lalu, dan membantunya sembuh dari virus corona.
"Kami tahu, bahkan ketika dokter datang kemari. Kepercayaan mereka pada terapi ini meningkatkan imun dan percaya diri," paparnya.
Borisa mengaku dia kini aktif di Shree Swaminarayan Gurukul Vishwavidya Pratishthanam, sekolah yang dikelola oleh pendeta Hindu.
Metode itu mengharuskan peserta mengolesi diri dengan kotoran dan kencingnya hingga benar-benar kering.
Setelah itu, mereka akan ke kandang dan memeluk sapinya, dan berlatih yoga untuk mendorong tenaga dalam. setelah itu, mereka membersihkan diri dengan susu.
Dokter maupun ilmuwan di seantero India sudah memperingatkan risiko menggunakan pengobatan alternatif asal-asalan corona.
Jika caranya salah, pakar menyatakan publik malah mendapatkan beragam kondisi kesehatan yang serius.
Dr JA Jayalal, Presiden Asosiasi Medis India berujar, tidak ada bukti tinja dan urine sapi bisa meningkatkan kekebalan.
"Itu hanya kepercayaan. Yang ada malah risiko kesehatan karena penyakit dari hewan bisa berpindah ke manusia," tuturnya.
Dr Jayalal yakin, praktik tersebut juga menjadi klaster virus karena melibatkan banyak orang untuk berkerumun.
https://www.kompas.com/global/read/2021/05/11/141240570/dokter-india-minta-publik-tak-pakai-kotoran-sapi-sebagai-obat-covid-19