Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan PM Malaysia Najib Razak Didenda karena Langgar Aturan Covid-19

Kompas.com - 07/05/2021, 13:47 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak didenda setelah dia melanggar aturan pencegahan Covid-19.

Berdasarkan keterangan polisi setempat, Najib mendapat denda hingga 3.000 ringgit, atau sekitar Rp 10,4 juta.

Denda itu diberikan setelah politisi yang tersandung skandal korupsi 1MDB itu tidak mendaftar ke restoran, dan tidak dicek suhunya.

Baca juga: Punya Utang Triliunan ke Negara, Karier Politik Mantan PM Malaysia Najib Razak Terancam Tamat

Dalam video yang viral, mantan PM Malaysia periode 2009-2018 itu mengabaikan protokol kesehatan saat masuk ke restoran nasi ayam Maret lalu.

Najib Razak, yang divonis 12 tahun penjara atas skandal 1MDB, segera mengakui kesalahan yang dia buat.

Mantan PM yang saat ini bebas setelah memberi jaminan itu mengeklaim, seharusnya pemerintah Malaysia juga fokus pada pelanggaran tokoh publik lain.

Najib menuding ada politisi yang sengaja pergi ke negara bagian lain untuk menghadiri sebuah pernikahan.

"Saya dan seorang pria di jalan langsung diinvestigasi dan didenda pemerintah," ujar dia dalam unggahan Kamis (6/5/2021).

"Namun, saya tidak tahu (apakah berlaku) jika yang melanggar adalah pemerintah sendiri," sindir Najib dikutip AFP Jumat (7/5/2021).

Baca juga: Eks PM Malaysia Najib Razak Mulai Naik Banding Kasus Korupsi 1MDB

Si pemilik restoran juga mendapat denda 10.000 ringgit (Rp 34,7 juta) karena tidak membuat Najib mematuhi aturan Covid-19.

Bulan lalu, Najib mengaku bangkrut karena tak sanggup membayar pajak hingga 400 juta dollar AS (Rp 5,7 triliun).

Putra dari mantan PM kedua Malaysia Abdul Razak Hussein itu terancam kehilangan kursinya di parlemen.

Adapun pada tahun lalu, dia diputus bersalah atas penggelapan dana dari 1MDB, atau 1Malaysia Development Berhad.

Baca juga: Istri Mantan PM Malaysia Najib Razak Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara

Miliaran dollar AS dicuri dari lembaga investasi itu, dan dihabiskan untuk kekayaan keluarga si mantan PM Malaysia.

Skandal tersebut membuat pemerintahannya jatuh pada 2018, di tangan oposisi yang dimotori Mahathir Mohamad.

Adapun saat ini, "Negeri Jiran" tengah berjibaku dengan kembali meningkatnya kasus Covid-19 hingga meluncurkan lagi pengetatan.

Saat ini, pemerintah dilaporkan sudah menerapkan larangan di Kuala Lumpur maupun kota lainnya di Malaysia.

Baca juga: Djoko Tjandra Sebut Tommy Sumardi Besan Mantan PM Malaysia Najib Razak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com