Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukun Covid-19 India: Tolak Obat dan Vaksin, Klaim Bisa Sembuhkan dengan Diet Kontroversial

Kompas.com - 04/05/2021, 10:20 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penyelidikan kriminal

Namun, ahli gizi itu kini sedang diselidiki terkait satu klaim spesifik bahwa metodenya telah menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.

Jaideep Bihani, seorang insinyur dari Delhi, telah mengajukan tuntutan pidana terhadap Chowdhury atas kematian ibunya, Shanti Bihani, pada Agustus 2017.

Bihani mengatakan kepada BBC bahwa dia "100 persen" menyalahkan Chowdhury atas kematian ibunya.

Shanti Bihani dirawat karena menderita diabetes dan gangguan jantung serta tiroid.JAIDEEP BIHANI via BBC INDONESIA Shanti Bihani dirawat karena menderita diabetes dan gangguan jantung serta tiroid.
Ibu Bihani, yang kala itu berusia 56 tahun, menderita diabetes, penyakit jantung dan tiroid.

Setelah menemukan metode pengobatan Chowdhury di internet, Bihani membayar ratusan dollar untuk membawa ibunya ke acara yang digelar oleh Chowdhury selama tiga hari guna mempelajari penyembuhan diabetesnya.

Acara tersebut diadakan di tempat pengobatan holistik di pinggiran Delhi.

Sebuah video pada malam pertama menunjukkan Chowdhury mendesak para hadirin untuk berhenti minum obat-obatan mereka.

"Saya punya satu kotak, itu disebut kotak obat oranye ... Semua obat, akan kita taruh di sini dan kita kunci. Jadi saya harap Anda tidak akan membutuhkan obat-obatan itu lagi," dia kata.

Chowdhury mengatakan kepada hadirin bahwa pasien dengan kondisi kesehatan yang sangat buruk, seperti Shanti Bihani, akan dipantau dan diberi beberapa obat jika diperlukan.

Namun makanan dari metode dietnya akan berfungsi sebagai obat utama mereka di masa mendatang.

Baca juga: Kerja Berat Penggali Makam Covid-19 India: Shift 24 Jam dan Tak Bisa Puasa

Chowdhury meminta orang-orang untuk menyimpan obat-obatan mereka di dalam kotak.JAIDEEP BIHANI via BBC INDONESIA Chowdhury meminta orang-orang untuk menyimpan obat-obatan mereka di dalam kotak.
Ibu Bihani telah meminum berbagai macam obat, tetapi obat itu kini berada di dalam kotak berwarna oranye.

Keesokan harinya dia mengeluh merasa mengantuk dan kemudian pingsan.

Akhirnya dia dibawa ke rumah sakit di mana dia meninggal setelah menderita serangan jantung.

Dalam pengaduan pidana, Bihani menuduh Chowdhury mengaku sebagai praktisi medis, menawarkan perawatan palsu dan gagal memberikan perawatan darurat dalam kursus.

Namun Chowdhury menyangkal semua ini.

Shanti Bihani makan sepiring buah di acara diet Biswaroop tahun 2017.JAIDEEP BIHANI via BBC INDONESIA Shanti Bihani makan sepiring buah di acara diet Biswaroop tahun 2017.
Di situsnya, Chowdhury mengeklaim mendapat gelar kehormatan PHD untuk diabetes, dari Alliance International University, Zambia.

Itu adalah lembaga yang menurut situsnya bukan bermarkas di Afrika tetapi di Karibia.

Gelar ini tampaknya menjadi alasan mengapa Chowdhury menyebut dirinya seorang dokter, meskipun dia tidak menjawab pertanyaan kami tentang masalah ini.

Menanggapi tuduhan Bihani, juru bicara Chowdhury memberi tahu kami bahwa ibu Bihani adalah perempuan yang sangat sakit yang telah menyantap paan masala, stimulan ringan namun membuat ketagihan yang dibuat dari pinang dan zat lainnya. Putranya menyangkal ini.

Juru bicara Chowdhury juga mengatakan Bihani memiliki obat ibunya selama kursus berlangsung. Namun Bihani juga membantahnya.

Bihani mengatakan dia berharap pengalamannya harus menjadi peringatan bagi siapa pun yang berpikir untuk mengikuti nasihat Chowdhury.

"Melihat ayah saya setiap hari sendirian di usia ini, dan melihat anak-anak saya tidak bersama nenek mereka - Anda tahu, saya bahkan tidak bisa memberi tahu Anda apa yang saya rasakan."

Baca juga: India Kehabisan Vaksin, Krisis Covid-19 Makin Parah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com