Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Rusia: Sputnik V Masih Proses di BPOM, Berharap Segera Masuk Program Vaksinasi Gotong Royong

Kompas.com - 28/04/2021, 15:20 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila menyatakan Sputnik V Rusia sudah dalam proses registrasi di BPOM Indonesia.

“Kami berharap dalam waktu dekat Indonesia juga bisa menggunakan Sputnik V dalam program vaksinasi gotong royong,” ujarnya dalam konferensi pers pada Rabu (28/4/2021).

Baca juga: Dibanjiri Kritik karena Beli Vaksin Sputnik V, PM Slowakia Mengundurkan Diri

Otoritas Rusia yang menangani distribusi Sputnik V di luar negeri menurutnya telah mengonfirmasi bahwa Rusia dapat menyediakan jumlah sesuai kebutuhan yang ada di Indonesia.

Penelitian terakhir juga disebut menunjukkan Sputnik V efektif 97 persen melawan Covid-19. Vaksin ini disebut cukup aman tanpa efek samping yang mengkhawatirkan dan sudah digunakan untuk berbagai jenjang usia di sejumlah negara.

Sputnik V sudah teregistrasi di 62 negara, dengan Bangladesh menjadi negara terbaru yang meresmikan penggunaan darurat vaksin Covid-19 Rusia ini pada Selasa (27/4/2021).

“Orang tua saya keduanya (85 tahun), juga sudah divaksin menggunakan Sputnik V, tidak ada efek samping,” kata dia.

Dia juga menyatakan Rusia mendukung pandangan Indonesia bahwa seharusnya “tidak ada nasionalisme vaksin dan vaksin tidak boleh digunakan sebagai alat permainan politik. Ini murni masalah kemanusiaan.”

Sementara terkait izin Sputnik V dari WHO, Lyudmila belum dapat memastikan kapan dan kenapa prosedur itu dapat selesai.

Tapi pihaknya tidak melihat hal itu akan menjadi masalah. Sebab saat ini pun Sputnik V sudah digunakan secara luas di banyak negara terutama di Rusia sendiri.

Baca juga: Survei YouGov: Rusia Produsen Vaksin Tepercaya, Sputnik V Paling Dikenal

Lyudmila menyatakan mengatakan situasi Covid-19 di Rusia saat ini terkendali.

Program vaksinasi dilakukan secara sukarela dan gratis, semua bisa divaksinasi dengan Sputnik V. Sebanyak 7 juta orang telah divaksinasi dengan dua dosis dan 14 juta penduduk Rusia setidaknya mendapat satu dosis.

Sejauh ini ada 4 vaksin yang terdaftar di Rusia, yang terbaru adalah Sputnik V light, yang hanya memerlukan satu dosis tiap orang. Jenis baru Sputnik V ini diakui di bawah efektivitas versi pendahulunya, namun cocok untuk penggunaan kepada anak-anak.

“Ini cocok untuk orang yang sudah pernah terkena penyakit (Covid-19) atau yang sudah mengembangkan antibodi, hingga untuk anak-anak.”

Adapun terkait penolakan Brasil atas penggunaan Sputnik V, Lyudmila menilai kebijakan tersebut murni kebijakan politik.

“Ada pihak luar yang memengaruhi. AS kami tahu menekan Brasil untuk tidak menggunakan Sputnik V. Ini adalah contoh bagaimana masalah vaksin digunakan untuk tujuan politik.”

Baca juga: Regulator Brasil Tolak Impor 30 Juta Dosis Vaksin Sputnik, Rusia Protes

Duber Rusia menyayangkan kondisi itu terjadi. Sebab mereka yang tidak dapat mengakses vaksin, adalah masyarakat biasa yang mungkin tidak dapat tertolong akibat keputusan tersebut.

Kebijakan itu baginya juga mengejutkan, mengingat Brasil dengan infeksi yang belum terkendali saat ini dalam kondisi kekurangan pasokan vaksin jenis mana pun.

Saat ini komunikasi masih dilakukan antara Rusia dan Brasil dengan harapan akan ada perubahan terkait keputusan tersebut, sehingga Sputnik V dapat digunakan dalam program vaksinasinya.

“Sputnik V sudah dibuktikan aman dan efektif (melawan covid-19). Sudah digunakan lebih 50 negara dan teregistrasi di 62 negara dunia. Sejauh ini tidak ada keraguan atas efektivitas vaksin,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

Global
Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com