Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan Minta Biden Evaluasi Negara Sendiri, Terkait Pernyataan Genosida

Kompas.com - 28/04/2021, 14:27 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber PRI

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggambarkan pernyataan resmi Presiden Amerika Serikat Joe Biden atas genosida Armenia, sebagai "tidak berdasar, tidak adil dan tidak realistis."

“Sebagai orang Turki, kami percaya bahwa tidak manusiawi untuk melawan penderitaan sejarah,” kata Erdogan melansir The World pada Selasa (27/4/2021).

Dia menyerukan para ahli dari luar negeri untuk mengunjungi arsip Turki, dan mendengar sisi cerita mereka.

“Jika Anda menyebutnya 'genosida,' Anda harus bercermin dan mengevaluasi diri Anda sendiri,” tegasnya.

Baca juga: Joe Biden Nyatakan Peristiwa Pembunuhan Armenia pada 1915 di Akhir Massa Kerajaan Ottoman Adalah Genosida

Anggota parlemen AS, kelompok hak asasi manusia Barat dan pemerintah Armenia memuji langkah Biden yang mengakui pembunuhan era Perang Dunia I sebanyak 1,5 juta orang Armenia di Kekaisaran Ottoman, pendahulu Turki modern, sebagai genosida.

Armenia yang bersyukur atas pernyataan itu mengatakan bahwa mereka menghargai "posisi berprinsip" Biden, sebagai langkah menuju "pemulihan kebenaran dan keadilan historis".

Biden menindaklanjuti janji kampanye yang dia buat setahun yang lalu pada Sabtu (24/4/2021), dalam peringatan tahunan Hari Genosida Armenia.

AS menyatakan mengakui bahwa peristiwa yang dimulai pada 1915, adalah upaya yang disengaja untuk membunuh dan mendeportasi orang-orang Armenia.

Tahun lalu, Presiden AS ke 46 itu berpendapat bahwa kegagalan menyebut kekejaman terhadap orang-orang Armenia sebagai genosida, akan membuka jalan bagi kekejaman massal di masa depan.

Istilah yang digunakan Biden adalah yang pertama untuk Presiden AS yang menjabat, kecuali untuk sekilas ucapan serupa yang dibuat oleh Ronald Reagan pada 1981, yang kemudian diikuti era Perang Dingin selama beberapa dekade untuk menghindari masalah tersebut.

Langkah itu mengganggu hubungan AS dan Turki. Tetapi para pemimpin Turki bukanlah satu-satunya yang menolak pengakuan Biden.

Baca juga: AS Tak Terima dengan Sanksi China Soal Genosida Muslim Uighur

Versi Turki

Senin pagi (26/4/2021), sekelompok kecil demonstran berkumpul di luar konsulat Amerika di Istanbul untuk memprotes keputusan Biden. Mereka membawa serta marching band dalam unjuk rasanya.

"Mereka hanya percaya bahwa menyebutnya sebagai genosida adalah mengejek bangsa Turki, membuat mereka terlihat seperti monster," kata Rag?p Soylu, koresponden Turki untuk Middle East Eye, merujuk pada pendapat dominan di Turki.

“Kisah dasar Turki modern terletak pada Perang Dunia I dan setelahnya. Tentu saja, orang-orang tersinggung,” kata Soylu menambahkan bahwa ini adalah nenek moyang Turki yang sedang kita bicarakan.

“Mereka pikir itu bukan genosida, itu hanya pertempuran di lapangan. Dan banyak orang Turki, warga sipil Turki juga tewas, ”kata Soylu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com