Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam Polisi yang Sekarat dalam Tabrakan Mengerikan, Pria Ini Dipenjara 10 Bulan

Kompas.com - 28/04/2021, 13:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

CANBERRA, KOMPAS.com - Seorang pengemudi Porsche di Australia dipenjara 10 bulan, setelah dia merekam empat polisi yang sekarat karena tabrakan mengerikan.

Richard Pusey mengaku bersalah atas dakwaan melanggar kesusilaan publik dalam insiden di Eastern Freeway, Melbourne, 22 April 2020.

Tetapi karena Pusey sudah dipenjara selama 296 hari, masa hukumannya akan berakhir beberapa hari lagi.

Baca juga: Sidang Kasus George Floyd Dimulai, Video Dirinya Sekarat Diputar

Pusey, seorang pialang hipotek dan pengembang properti, awalnya dihentikan karena mengemudi hingga 149 km per jam.

Polisi tengah mendiskusikan untuk menyita Porsche yang dikendarai ketika mereka ditabrak oleh truk.

Pria yang diketahui ada ganja dan zat terlarang lain sebelumnya diminta untuk kencing di pinggir jalan.

Di saat itulah sebuah truk, dikemudikan oleh Mohinder Singh, masuk ke jalur darurat dan menabrak korban pukul 17.36 waktu setempat.

Dampaknya, Pemimpin Petugas Senior Lynette Taylor, Petugas Senior Kevin King, Petugas Glen Himphris dan Josh Prestney tewas.

Pusey sempat merekam momen saat mereka sekarat, dalam rekaman berdurasi total tiga menit dan delapan detik.

Baca juga: Sambil Tertawa, Wanita Ini Rekam Pelecehan Seksual terhadap Pacarnya yang Sekarat

Dilansir Sky News Rabu 928/4/2021), dia memperbesar gambar ke salah satu korban dan kendaraan patroli mereka yang rusak.

"Ini keadilan yang sesungguhnya. Benar-benar mengagumkan. Ini sungguh mengagumkan," ujar Pusey di videonya.

Jaksa penuntut menyatakan yang membuat Pusey ditangkap karena dia menolak membantu, dan terus merekam insiden tersebut.

Keesokan harinya, dia mengaku malu atas perbuatannya dan mengungkapkan dia begitu saja mengucapkan isi kepalanya.

Dalam komentar yang diterbitkan The Age, Hakim Trevor Wuler mengatakan kata-kata Pusey tak hanya menghina dan mengerikan.

Baca juga: Staf RS Dipuji karena Satukan Pasangan yang Sekarat akibat Covid-19

Hakim Wuler menegaskan apa yang diucapkan pria itu sangat tidak berperasaan dan begitu tercela.

"Apa yang Anda lakukan... benar-benar tidak punya hati, kejam, dan memalukan," kecam Hakim Wuler.

Bulan lalu, Hakim Wuler menyebut Pusey sebagai "pria yang paling dibenci di seluruh Australia".

Adapun si pengemudi truk, Singh, dipenjara 22 tahun atas empat dakwaan melakukan kelalaian yang mengakibatkan kematian polisi.

Baca juga: Jenguk Ayah yang Sekarat, 1 Keluarga Ditagih Biaya Karantina Hotel Rp 172 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com