Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan Minta Biden Evaluasi Negara Sendiri, Terkait Pernyataan Genosida

Kompas.com - 28/04/2021, 14:27 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber PRI

“Dan mereka juga berpikir bahwa orang Armenia adalah orang pertama yang menyerang Turki juga. Itulah narasinya."

Bahkan sebelum pernyataan Biden, nilai mata uang nasional Turki, lira, merosot. Tagar anti-Armenia menjadi tren di Twitter ketika penyiar Turki menuduh pelobi Armenia dan outlet media AS mendorong pemerintah Biden untuk merilis pernyataan itu.

Beberapa kritikus Biden dari Turki bertanya mengapa AS tidak mengakui genosida mereka sendiri terhadap penduduk asli Amerika.

"Ada pembunuhan bersama dan kekejaman dari semua sisi, Rusia dan Inggris dan banyak lainnya terlibat dalam pemberontakan itu," kata Ibrahim KalIn, juru bicara kepresidenan Turki.

Pernyataan presiden AS itu menurutnya mempolitisasi fakta sejarah untuk keuntungan politik yang sempit, dan ini sangat disayangkan.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Aung San Suu Kyi, Kontroversi Pejuang Demokrasi yang Hadapi Tuntutan Genosida

Perbedaan pandangan

Turki, sebuah negara yang didirikan setelah pembubaran Kekaisaran Ottoman, telah lama bergulat dengan sejarah tentang apa yang terjadi di Anatolia selama tahun-tahun berdarah Perang Dunia I.

Diperkirakan, 20 persen penduduknya tewas dalam 10 tahun terakhir dari Kekaisaran Ottoman. Antara 1915 dan 1917, komunitas Armenia menghadapi serangkaian pembantaian oleh pasukan Ottoman; ratusan ribu orang terpaksa melarikan diri ke gurun Suriah.

Hanya sedikit yang selamat, setidaknya satu juta orang Armenia tewas selama periode itu, menurut Asosiasi Internasional Cendekiawan Genosida.

Pemerintah Turki membantah perkiraan ini, dengan alasan bahwa kurang dari 1,5 juta orang Armenia tinggal di Kekaisaran Ottoman sebelum perang. Jadi korban tewas tidak mungkin mencapai 1 juta.

Selain itu, dalam versi peristiwa pemerintah Turki, pasukan Ottoman hanya membalas terhadap orang-orang Armenia yang bekerja sama dengan tentara Rusia yang menyerang.

“Orang-orang Armenia mengangkat senjata melawan pemerintah mereka sendiri. Kekerasan (karena) tujuan politik, bukan ras, etnis atau agama, yang membuat mereka tunduk pada relokasi," tulis Kementerian Luar Negeri Turki dalam komentar tentang klaim genosida di situs web mereka.

Baca juga: Belanda Keluarkan Mosi Muslim Uighur Alami Genosida di China

James Helicke, seorang sejarawan yang karyanya berfokus pada genosida dan isu Armenia, berpendapat bahwa banyak klaim Turki yang dibantah oleh penelitian ilmiah dan laporan langsung.

“Ada misionaris Amerika di sana, dan para diplomat benar-benar mendokumentasikannya. Duta Besar AS pada saat itu, Henry Morgenthau, dia menggambarkan tindakan Ottoman dengan sangat jelas dikutip sebagai ‘kampanye pemusnahan ras.’ Hampir sedekat mungkin dengan definisi genosida.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber PRI
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com