Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

35 Tahun Bencana Chernobyl, Kecelakaan Nuklir Terparah di Dunia

Kompas.com - 26/04/2021, 13:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KIEV, KOMPAS.com – Pada Senin (26/4/2021), Ukraina memperingati 35 tahun bencana nuklir Chernobyl yang terjadi pada 26 April 1986.

Bencana itu disebut sebagai kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah umat manusia.

Menandai peringatan bencana Chernobyl ke-35, Kementerian Luar Negeri Ukraina merilis video sejumlah dampak kecelakaan nuklir tersebut.

Baca juga: [Cerita Dunia] Ledakan Reaktor Nuklir Chernobyl, Petaka Nuklir Terburuk Sepanjang Sejarah

Bencana Chernobyl merupakan kecelakaan pada reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl yang terletak di Pripyat, Ukraina (dulu bagian dari Uni Soviet).

Melansir Kementerian Luar Negeri Ukraina, total isotop radioaktif yang dilepaskan dari kecelakaan tersebut 30 kali lebih tinggi dibandingkan ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang, pada 1945.

Sebanyak 8,5 juta orang terpapar radiasi dan sekitar 500 ribu orang meninggal akibat efek radiasi dari kecelakaan Chernobyl.

“(Bencana Chernobyl) merupak simbol tidak bertanggung jawab dan kebohongan yang mematikan. Pihak berwenang Uni Soviet menyembunyikan realitas kecelakaan dan konsekuensinya,” tulis Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam rilis videonya.

Baca juga: Lokasi Ledakan Nuklir di Chernobyl Diwacanakan Jadi Warisan Dunia UNESCO

Kementerian tersebut menambahkan, data polusi akibat bencana Chernobyl disembunyikan sampai tahun 1989, berselang dua tahun kemudian.

Pelepasan zat radioaktif dalam jumlah besar ke lingkungan berlangsung selama 10 hari. Akibatnya, jutaan orang terkena dampaknya di seluruh Eropa.

Sementara itu, Kedutaan Besar Ukraina di Indonesia mengatakan, kecelakaan nuklir tersebut diperparah sebagian karena Uni Soviet sengaja merahasiakannya.

“Lebih buruk lagi, pihak berwenang Soviet berusaha menyembunyikan kebenaran tentang apa yang telah terjadi dan meminimalkan konsekuensi dan dampak sebenarnya dari bencana tersebut,” tulis Kedutaan Besar Ukraina sebagaimana rilis yang ditermia Kompas.com.

Baca juga: Ukraina Bantah Lonjakan Radioaktif dari Kebakaran Hutan Chernobyl

Sementara itu, seorang profesor sains, teknologi, dan masyarakat dari Massachusetts Institute of Technology Kate Brown mengatakan kepada Deutsche Welle bahwa sebenarnya uji coba bom nuklir menghasilkan emisi radioaktif lebih banyak.

"Chernobyl mengeluarkan 45 juta curie (satuan radioaktivitas) yodium radioaktif pada 1961 hingga 1962. Uni Soviet dan Amerika Serikat mengeluarkan 20 miliar curie yodium radioaktif," kata Brown kepada Deutsche Welle.

Kendati demikian, Deutsche Welle mewartakan bahwa bahkan 35 tahun setelah bencana nuklir Chernobyl, tanah di sana masih terkontaminasi oleh radiasi.

Baca juga: Chernobyl Incar Posisi dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com