Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netizen Thailand Ramai-ramai Jual Cicak demi Harga Rp 138.000 Per Kg

Kompas.com - 24/04/2021, 14:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Netizen di Thailand dilaporkan siap menjual cicak jika ada yang bersedia membayar ratusan baht setiap kilonya.

Dilaporkan China Press, si warganet mengaku menjualnya dengan harga 300 baht (Rp 138.000) per kg, atau 300.000 baht (Rp 138,5 juta) per ton.

Si penjual pun dihubungi, dengan identitasnya adalah pria berusia 35 tahun yang bernama Lentivanon.

Baca juga: 6 Cara Basmi Cicak di Rumah, Pakai Telur dan Bawang

Dia mengungkapkan berasal dari keluarga miskin di mana mereka hanya mempunyai satu sepeda motor.

Setelah bekerja di luar negeri selama 10 tahun, Lentivanon mengaku dia ingin pulang ke kampung halaman dan mencari pekerjaan di sana.

Namun, upayanya selalu menemui jalan terjal. Situasinya makin buruk ketika wabah Covid-19 menghantam Thailand.

Saat berbicara dengan teman dari Indonesia, Lentivanon mendapat ide untuk menangkap dan mengeringkan cicak sebelum diimpor ke China.

Diwartakan World of Buzz Sabtu (24/4/2021), si teman juga membawakannya pengering untuk mengeringkan kadal itu.

Dia mencobanya, dan tak disangka bisnisnya berkembang pesat. Dia bahkan membuat laman Facebook untuk jualannya.

Di Facebook, Lentivanon menjual cicak hidup maupun yang sudah dikeringkan beserta daftar harganya.

Lentivanon menuturkan, dia menjual kadal yang sudah dikeringkan ke seorang bos asal China, yang diekspor untuk bahan membuat obat.

Respons mengenai iklannya begitu mengejutkan. Segera saja netizen Thailand menirunya dan menjual kadal tersebut.

Baca juga: Autotomi, Cara Cicak Selamatkan Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com