Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Kirimi Iran Detail Sanksi yang Berpotensi Dicabut untuk Capai Kesepakatan Nuklir

Kompas.com - 22/04/2021, 11:52 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mengirim detail sanksi yang berpotensi dicabut, kepada Iran untuk mencapai kesepakatan nuklir.

Melansir AFP pada Kamis (22/4/2021), AS dan Iran tengah menjalin pembicaraan tentang cara memulihkan perjanjian nuklir 2015, yang didukung oleh Presiden Joe Biden, setelah ditinggalkan oleh Donald Trump pada 2018.

"Kali ini, kami telah membahas lebih datil," kata seorang pejabat senior AS tentang pembicaraan terakhir yang dipimpin oleh Uni Eropa.

Baca juga: Rudal Suriah Meledak Dekat Reaktor Nuklir Rahasia, Langsung Dibalas Israel

"Kami telah memberi Iran sejumlah contoh jenis sanksi yang kami yakini perlu dicabut untuk kembali ke kepatuhan (perjanjian nuklir 2015). Dan (mengirimkan) sanksi yang kami yakini tidak perlu dicabut," lanjutnya.

Pejabat itu juga menggambarkan "kasus sulit" yang ada, di mana Trump menerapkan kembali sanksi yang tidak terkait dengan aktivitas nuklir Iran. Namun, dilakukan "murni untuk tujuan mencegah" Biden memasukan kembali AS ke dalam kesepakatan nuklir internasional tersebut.

Iran telah mendesak AS untuk menghapuskan sanksi yang dijatuhkan di bawah pemerintahan Trump.

Pejabat AS itu mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Iran belum merinci sanksi apa yang akan terlebih dahulu dihapuskan.

Baca juga: Pensiunan Jenderal Israel Akui Tak Mudah Lumpuhkan Program Nuklir Iran

Namun, ia mengatakan bahwa hal itu dapat didiskusikan.

"Kami terbuka untuk berbagai jenis pengurutan yang memenuhi kepentingan kami, yang pasti kedua belah pihak dalam kepatuhan penuh," ujarnya.

Dia menolak untuk mengkonfirmasi laporan dari Wall Street Journal bahwa pemerintah Biden telah menyatakan kesediaan untuk menghapus sanksi di sektor finansial dan minyak kepada Iran.

Presiden Iran Hassan Rouhani sebelumnya telah mengungkapkan optimismenya, bahwa negosiasi yang dijalin dengan AS kali ini membuat "kemajuan 60-70 persen".

Baca juga: China Kecam Rencana Jepang Buang 1,25 Juta Ton Limbah Nuklir ke Laut

Pembicaraan tidak langsung

Pembicaraan yang dijalin antara Iran dan AS berlangsung secara tidak langsung. Eropa yang berperan menjembatani.

Dengan Iran menolak untuk bertemu dengan Amerika Serikat, diplomat Eropa telah bolak-balik antara kedua belah pihak.

Para diplomat dari Inggris, China, Perancis, Jerman, Iran dan Rusia telah bertemu di sebuah hotel mewah di Wina, sementara utusan AS secara tidak langsung berpartisipasi dalam pembicaraan dari hotel terdekat.

"Kami telah membuat beberapa kemajuan, tetapi masih ada jalan untuk berpaling," kata seorang diplomat Eropa.

"Kami mendorong semua pihak untuk memanfaatkan peluang diplomatik yang kami sediakan. Kami mengutuk tindakan eskalasi oleh setiap aktor yang dapat membahayakan kemajuan," lanjutnya.

Baca juga: Jepang Akan Buang 1,25 Juta Ton Air Limbah Nuklir Fukushima ke Laut

Kekuatan Eropa pekan lalu menyatakan "keprihatinan besar" atas langkah Iran untuk meningkatkan pengayaan uranium menjadi 60 persen, sebagai tanggapan atas apa yang dikatakan Teheran sebagai serangan Israel terhadap fasilitas nuklir utama Natanz.

Rencana itu, akan membuat nuklir Iran mendekati ambang kemurnian 90 persen, yang dapat digunakan untuk tujuan militer dan mempersingkat potensi waktu untuk membangun bom atom.

Namun, anggapan itu dibantah oleh republik Islam itu.

Israel tidak membenarkan atau membantah terlibat dalam serangan di Natanz.

Namun laporan radio publik di negara itu, mengutip sumber intelijen yang tidak disebutkan namanya, mengatakan serangan tersebut adalah operasi sabotase oleh agen mata-mata Mossad.

Amerika Serikat tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran sejak kedutaannya direbut oleh kaum ekstremis setelah Revolusi Islam 1979 yang menggulingkan Syah pro-Barat.

Baca juga: Iran Klaim Fasilitas Nuklir Natanz Disabotase, Pelakunya Disebut Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Global
Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com