Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Seperti Lahir Kembali,” Cerita Pria yang Akhirnya Merasakan Kebebasan Setelah 70 Tahun di Bui

Kompas.com - 22/04/2021, 08:55 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

Dia mengatakan dia marah untuk waktu yang lama karena orang tuanya ditolak ketika mereka mencoba untuk berkunjung.

Minggu itu, pria berusia 15 tahun itu didakwa dengan pembunuhan - tuduhan yang selalu dia bantah meskipun dalam wawancaranya dengan PBS, dia mengaku menikam dua orang yang selamat dan telah menyatakan penyesalannya.

"Mereka (polisi) mulai memberi kami pernyataan untuk ditandatangani, yang menuliskan bahwa saya terlibat dalam pembunuhan. Saya tidak membunuh siapa pun."

Tidak paham hukum

Ligon dinyatakan bersalah oleh pengadilan. Saat itu dia mengakui fakta-fakta kasus tersebut dan hakim memutuskan dia bersalah atas dua tuduhan pembunuhan tingkat pertama.

Namun, remaja itu tidak berada di pengadilan untuk mendengar bahwa dia telah diberi hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat, hal itu biasa mengingat hukuman merupakan kesimpulan pasti pada saat itu.

Artinya, dia masuk penjara tanpa mengetahui hukumannya, dan tidak terpikir olehnya untuk bertanya kepada siapa pun.

"Saya bahkan tidak tahu harus bertanya apa. Saya tahu ini sulit dipercaya, tetapi itu adalah kebenaran," kata Ligon.

Dia tahu akan dipenjara, tapi Ligon tidak tahu akan berada di penjara selama sisa hidupnya. Dia bahkan belum pernah mendengar kata “pembebasan bersyarat.”

"Saya akan memberitahu Anda tentang betapa kacau saya sebagai seorang anak - saya tidak bisa membaca atau menulis, bahkan tidak bisa mengeja nama saya. Saya tahu nama saya adalah Joe karena seingat saya, dulu saya dipanggil begitu.”

Ligon mengatakan dia memasuki sistem penjara dengan bingung, bukannya takut. Hal utama yang ada dalam pikirannya adalah keluarganya. "Tentang jauh dari mereka, tentang hidup dalam kurungan."

"Itu adalah sesuatu yang aku pikirkan," tambahnya.

Baca juga: Serang 250 Orang, Monyet Pemabuk Ini Dihukum Penjara Seumur Hidup

Rutinitas penjara

Sebagai narapidana AE 4126, Ligon seakan tidak pernah mempertanyakan berapa banyak waktu yang tersisa untuknya di balik jeruji.

Dia tinggal di enam penjara selama 68 tahun, setiap kali beradaptasi dengan rutinitas kehidupan penjara.

"Mereka membangunkan Anda pada pukul 6 dengan pengeras suara, dengan perintah, 'berdiri untuk menghitung, semuanya' ... pukul 7 adalah waktu makan, pukul 8 adalah waktu kerja."

Ligon kadang-kadang bekerja di dapur dan ruang cuci, tetapi sebagian besar waktunya dihabiskan sebagai petugas kebersihan.

Setelah makan siang, dia melaporkan kembali tugasnya.

Panggilan absensi di malam hari dan makan malam menandai sisa harinya, kehidupan penjara sebagian besar tetap sama, sementara dunia di luar berubah.

"Saya tidak mengonsumsi obat-obatan, saya tidak minum-minum di penjara, saya tidak melakukan hal-hal gila yang menyebabkan orang terbunuh, saya tidak mencoba melarikan diri, saya tidak menyusahkan siapa pun," ujarnya.

"Saya mencoba untuk bersikap rendah hati, sebisa saya, - apa yang diajarkan penjara pada saya adalah saya harus mengurusi urusan saya sendiri, selalu berusaha untuk melakukan apa yang benar, menjauh dari masalah sebisa mungkin."

Baca juga: Disiksa di Penjara, Kaki dan Tangan Alexei Navalny Mati Rasa

Bantuan datang

Setelah 53 tahun menjalani masa hukumannya, Ligon diberi tahu bahwa seorang pengacara ingin membantunya.

Didukung oleh keputusan Mahkamah Agung AS pada 2005 bahwa remaja tidak dapat dieksekusi, Bradley S Bridge mulai mencari tahu apa yang dia yakini akan menjadi masalah hukum besar berikutnya: remaja yang telah diberi hukuman seumur hidup, tanpa pembebasan bersyarat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com