Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Seperti Lahir Kembali,” Cerita Pria yang Akhirnya Merasakan Kebebasan Setelah 70 Tahun di Bui

Kompas.com - 22/04/2021, 08:55 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Joe Ligon, seorang laki-laki yang masuk penjara saat masih remaja, baru-baru ini dibebaskan setelah hampir tujuh dekade dibui, dan menceritakan perasaannya setelah akhirnya bebas.

Kepada BBC World Service, Joe Ligon menyampaikan tentang bagaimana dia akan menghabiskan sisa hari-harinya.

"Saya tidak pernah sendiri, tapi saya seorang penyendiri. Saya lebih suka menyendiri sebisa mungkin. Selama saya berada di penjara, saya tinggal di sebuah sel, sejak saya ditangkap hingga dibebaskan.”

Baca juga: China Jebloskan Bos Besar Media Hong Kong Jimmy Lai ke Penjara 12 Bulan

Menurutnya, sel itu membantu orang-orang sepertinya, yang ingin menyendiri. Begitu masuk ke dalam sel dan menutup pintu, tipe orang sepertinya biasanya tidak akan melihat atau mendengar apa-apa.

“Ketika kami diizinkan untuk memiliki radio dan TV -benda itu menjadi teman saya. "

Mungkin adil untuk mengatakan bahwa kehidupan penjara agak cocok dengan Joe Ligon, sampai taraf tertentu.

Penjara memungkinkan dia untuk menundukkan kepala, menutup mulut dan keluar dari masalah, semua pelajaran yang telah dia pelajari selama 68 tahun di balik jeruji besi.

"Saya tidak punya teman di dalam. Saya tidak punya teman di luar. Tapi kebanyakan orang yang bergaul dengan saya ... saya memperlakukan mereka seolah-olah mereka adalah teman dan kami baik-baik saja satu sama lain," katanya.

"Tapi saya tidak menggunakan kata 'teman', saya belajar bahwa pilihan kata itu sangat berarti bagi orang seperti saya. Banyak orang mengatakan bahwa (jika Anda) seorang teman ... Anda bisa membuat kesalahan besar."

Ligon selalu menjadi penyendiri. Tumbuh di negara itu dengan kakek dan nenek dari pihak ibu di Birmingham, Alabama, dia tidak memiliki banyak teman.

Ia mengingat saat-saat indah bersama keluarganya, seperti hari Minggu yang mereka habiskan bersama menyaksikan kakek dari pihak ayah berkhotbah di gereja lokal.

Dia berusia 13 tahun ketika pindah ke Philadelphia dan tinggal di lingkungan kerah biru dengan ibunya yang perawat, ayahnya yang bekerja sebagai mekanik, dan adik laki-laki dan perempuannya.

Dia tertinggal di sekolah dan tidak bisa membaca atau menulis. Dia tidak jago olahraga dan tidak punya banyak teman.

"Saya tidak terlalu banyak bergaul. Saya adalah tipe orang yang memiliki satu atau dua teman- saya tidak menyukai orang banyak."

Baca juga: Kucing Ini Tertangkap Sedang Menyelundupkan Narkoba ke Dalam Penjara

Terjebak masalah

Ketika Ligon "mendapat masalah" pada Jumat malam 1953, dia juga tidak benar-benar mengenal orang-orang yang bersamanya.

Dia bertemu dengan beberapa orang yang dia kenal, tapi tak terlalu akrab. Ketika mereka berjalan bersama, mereka bertemu dengan beberapa orang lain yang sedang minum.

"Kami mulai meminta sejumlah uang kepada orang-orang itu agar kami bisa mendapatkan anggur dan satu hal mengarah ke hal lain ..."

Malam itu berakhir dengan aksi penikaman. Ligon terlibat dalam kekerasan yang menyebabkan dua orang tewas dan enam lainnya luka-luka.

Ligon adalah orang pertama yang ditangkap. Di kantor polisi, dia mengatakan dengan jujur bahwa dia tidak bisa memberitahu petugas dengan siapa dia pergi malam itu.

"Saya tahu dua orang yang bersama saya, tapi saya tidak tahu nama mereka, saya hanya tahu nama panggilan mereka."

Baca juga: Dilarang Akses Alquran, Alexei Navalny Bersumpah Tuntut Petugas Penjara

Ligon mengatakan dia dibawa ke kantor polisi jauh dari rumahnya di Jalan Rodman dan ditahan selama lima hari, tanpa akses ke bantuan hukum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com