Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singgung Laut China Selatan, AS-Filipina Bakal Perkuat Kerja Sama Pertahanan

Kompas.com - 11/04/2021, 13:33 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) membahas situasi terkini di Laut China Selatan dengan Filipina.

Pembahasan tersebut dibicarakan oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin degan Menteri Pertahanan Nasional Filipina Delfin Lorenzana melalui sambungan telepon.

Baca juga: China Dituduh Kejar Jurnalis Filipina dari Laut China Selatan

Kedua menteri pertahanan dari dua negara tersebut juga membahas pergerakan kapal-kapal milisi China di Whitsun Reef di dekat Kepulauan Spratly, Laut China Selatan.

Austin mengusulkan beberapa langkah untuk memperdalam kerja sama pertahanan antara kedua negara, termasuk meningkatkan kesadaran situasional terkait ancaman di Laut China Selatan.

Melansir The Straits Times, Minggu (11/4/2021), kedua pejabat tinggi itu berjanji untuk tetap berhubungan dekat.

Pembicaraan melalui telepon itu terjadi setelah laporan bahwa kapal angkatan laut China mengejar kapal sipil yang membawa jurnalis Filipina dari media ABS-CBN pekan lalu.

Baca juga: Filipina Tuduh China Berencana Caplok Lebih Banyak Fitur di Laut China Selatan

China mengeklaim, pengerahan kapal tersebut merupakan langkah yang normal sekaligus sah dan pemerintahnya menjaga komunikasi yang erat dengan Filipina.

Media ABS-CBN melaporkan bahwa angkatan laut China mengerahkan dua kapal yang membawa rudal untuk mengusir kapal yang membawa jurnalisnya tersebut.

Padahal kapal sipil tersebut tengah melakukan pelayaran melintasi terumbu karang di dekat Pulau Palawan di Filipina barat.

Laporan itu menambahkan, insiden itu adalah insiden pertama yang tercatat di mana militer China mengintervensi kapal sipil Filipina.

Baca juga: Menhan AS Telepon Prabowo, Bahas Laut China Selatan

Kekhawatiran atas berkumpulnya kapal milisi maritim China di perairan yang disengketakan juga dibahas selama panggilan telepon antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin pada Jumat (9/4/2021).

Mereka kembali menyerukan agar China mematuhi putusan arbitrase pada 2016 yang dikeluarkan sesuai dengan Konvensi Hukum Laut.

Bulan lalu, AS bulan lalu mengatakan bahwa pihaknya mendukung Filipina sambil menuduh China menggunakan milisi maritim untuk mengintimidasi, memprovokasi, dan mengancam negara lain.

China lantas berdalih bahwa kapal-kapal di Whitsun Reef itu hanya "berlindung dari angin" dan Filipina harus melihat situasi itu serasional mungkin.

Baca juga: Dituduh Filipina Kerahkan 220 Kapal di Laut China Selatan, Ini Jawaban China

Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan, China, dan Vietnam memiliki klaim teritorial yang beririsan di Laut Cina Selatan.

Peraiwan tersebut, selain kaya akan sumber daya alam, juga merupakan salah satu jalur pelayaran yang penting di dunia.

Setidaknya, perputaran barang yang melintasi perairan itu nilainya mencapai 3,4 triliun dollar AS setahun.

Baca juga: 3 Alasan China Mengeklaim Hampir Seluruh Laut China Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com