Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Minta Maaf, Kanselir Jerman Batalkan Rencana Lockdown saat Paskah

Kompas.com - 25/03/2021, 17:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

BERLIN, KOMPAS.com - Kanselir Jerman Angela Merkel meminta maaf atas kesalahannya, saat mengumumkan pembatalan rencana lockdown saat Paskah.

Merkel menegaskan, dia "sangat bertanggung jawab" atas manuver yang terjadi sehari setelah mengumumkan rencana karantina wilayah.

Proposal itu awalnya disetujui oleh para pemimpin regional setelah pembicaraan semalam suntuk di Senin (22/3/2021).

Baca juga: Terancam Gelombang Ketiga Covid-19, Perancis dan Polandia Kembali Lockdown

Dilansir BBC, proposal lockdown itu akan meningkatkan protokol kesehatan saat periode Paskah, antara 1-5 April.

Namun dalam pertemuan krisis yang berlangsung Rabu (24/3/2021), rencana yang sudah dipersiapkan itu langsung dibatalkan.

Tak pelak, keputusan Kanselir Jerman sejak 2005 tersbut direspons positif oleh kalangan pengusaha.

Karantina wilayah itu bakal menjadi yang terketat di "Negara Bir", di mana sebagian besar toko tutup dan pertemuan dibatasi.

Selama lima hari pertama di April, masyarakat diminta untuk tinggal di rumah guna mengurangi kontak sosial.

Dampak lain dari karantina ini adalah ibadah tatap muka maupun pertemuan keluarga dalam jumlah besar dilarang.

Baca juga: Masyarakat Inggris Turun di Jalan untuk Protes Anti-lockdown Covid-19

Ketua Partai Persatuan Kristen Demokratik (CDU) Armin Laschet berujar dalam pertemuan regional, lockdown itu belum bisa diterapkan.

"Kesalahan ini murni tanggung jawab saya," jelas Merkel saat dikonfirmasi oleh awak media di Berlin.

"Keseluruhan rencana ini telah memberikan dampak berupa ketidakpastian. Karena itu, saya minta maaf," lanjutnya.

Sebelummya saat mengumumkan lockdown, Merkel menyatakan saat ini mereka tengah menghadapi varian baru virus corona.

Varian dari Inggris yang terkenal menular itu membuat Jerman berada di ambang pandemi baru, jelas Merkel.

Baca juga: Covid-19: 16 Daerah di Perancis Berlakukan Lockdown selama Sebulan

Infeksinya meningkat menjadi 100 per 100.000 jiwa. Angka itu sangat penting dalam menentukan keputusan darurat seperti lockdown.

"Lebih berbahaya, jauh lebih menular dan bisa bertahan dalam wakut lama," kata kanselir berusia 66 tahun itu.

Tak pelak, keputusannya itu menuai kritikan dari pemuka agama, yang menjanjikan protokol kesehatan dalam beribadah.

Menyusul pembatalan tersebut, Konferensi Uskup Jerman menekankan misa masa Paskah akan dijadwalkan seperti biasa.

Adapun lockdown parsial yang diberlakukan Jerman dilaporkan bakal berlangsung hingga 18 April nanti.

Baca juga: Tahun Lalu Sempat Lockdown, Italia Bersiap Tutup Toko dan Restoran Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com