BEIJING, KOMPAS.com - Dua bintang China memutuskan hubungan kerja sama dengan Nike, setelah merek ternama dunia itu menyatakan kekhawatiran atas kerja paksa di Xinjiang. Sementara H&M, menghadapi seruan boikot.
Aksi ini dilakukan sebagai reaksi keras terhadap perusahaan-perusahaan Barat, karena turut berkomentar atas isu hak asasi manusia (HAM) di “Negeri Tirai Bambu.”
Menurut kelompok HAM, setidaknya satu juta orang Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp di Xinjiang.
Di sana, pihak berwenang China dituduh mensterilkan wanita secara paksa dan melakukan kerja paksa.
Tempat itu adalah daerah penghasil kapas terbesar di dunia, yang mendatangkan bahan baku bagi banyak merek garmen barat berbahan tekstil.
China menyangkal tuduhan pelanggaran HAM tersebut. Beijing bersikeras kamp kerja paksa sebenarnya adalah program pelatihan, dan skema kerja telah membantu memberantas ekstremisme dan meningkatkan pendapatan.
Baca juga: Facebook: Mata-mata Dunia Maya China Targetkan Ratusan Pendukung Muslim Uighur
Pada Kamis (25/3/2021), bintang TV China Wang Yibo dan Tan Songyun mengatakan mereka akan mengakhiri semua kemitraan promosi dengan Nike.
Keputusan itu diambil setelah sebuah pernyataan perusahaan beredar di media sosial. Isinya menyatakan Nike "sangat prihatin" dengan program kerja paksa seperti yang dituduhkan kepada China.
Manajer Tan mengatakan dia "dengan tegas menentang setiap perilaku buruk yang mencoreng dan membuat rumor tentang China." Pernyataan serupa dikeluarkan agen Wang.
Langkah keduanya mengikuti badai kemarahan di media sosial China, yang dikontrol ketat Pemerintah, kepada Nike atas pernyataan yang diterbitkan tahun lalu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.