Sementara, otoritas Oman mendesak warga untuk melaporkan penampakan botol bayi ke hotline Otoritas Perlindungan Konsumen.
Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Shisha Dilarang Dipakai di Kafe-kafe Kuwait
Pengguna Twitter dan media Saudi mengutuk tren ini dengan istilah yang paling keras, dengan situs berita populer Mujaz al-Akhbar menyesali bahwa "putri kerajaan telah menderita karena hilangnya kesopanan dan agama."
Ini bukan pertama kalinya para penjaga adat setempat di negara-negara Teluk Arab memfokuskan kemarahan mereka pada fenomena media sosial.
Undang-undang yang tidak jelas di seluruh wilayah memberi otoritas kekuasaan yang luas untuk memberantas amoralitas dan ketidaksenonohan publik.
Petugas Emirat musim semi lalu, misalnya, menangkap seorang ekspatriat muda karena mengunggah video di TikTok, di mana dia bersin ke dalam uang kertas, menuduhnya "merusak" reputasi UEA dan lembaganya.
Baca juga: Sudan Tetapkan Budaya Sunat Perempuan Jadi Tindak Pidana
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.