Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Selandia Baru dalam Peringatan Serangan Masjid: Negara Wajib Mendukung Komunitas Muslimnya

Kompas.com - 13/03/2021, 16:31 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

WELLINGTON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern hadir dalam upacara peringatan emosional yang menandai 2 tahun sejak serangan masjid Christchurch yang mematikan.

Bagi Ardern bahwa negara memiliki "kewajiban" untuk mendukung komunitas Muslimnya.

Melansir AFP pada Sabtu (13/3/2021), ratusan orang menghadiri ibadah peringatan itu yang diadakan dalam keamanan ketat, untuk mengenang 51 orang yang terbunuh dan puluhan terluka, ketika pasukan bersenjata keras menembakkan dua masjid di Christchurch pada 15 Maret 2019.

Temel Atacocugu, yang ditembak 9 kali di bagian wajah, lengan dan kaki, menangis saat mengingat menunggu untuk dirawat dengan ayah dari Mucaad Ibrahim yang berusia 3 tahun, ketika mereka mengetahui bahwa balita tersebut telah meninggal.

Baca juga: Selandia Baru Cabut Peringatan Tsunami, Amerika Tengah dan Selatan Masih Waspada

"Tiba-tiba, rasa sakit saya terasa tidak seberapa (ketika tahu balita itu tewas)," katanya.

Ardern secara luas dipuji atas belas kasih yang ditunjukkan kepada para penyintas dan keluarga korban penembakan serta langkah cepatnya untuk memperketat kendali senjata api di Selandia Baru.

Ia mengatakan bahwa kata-kata "terlepas dari kekuatan penyembuhan mereka" tidak akan pernah mengubah apa yang terjadi.

"Para laki-laki, perempuan dan anak-anak...direnggut dalam aksi teror. Kata-kata tidak akan menghapus ketakutan dari komunitas Muslim," ujar pemimpin wanita itu.

Baca juga: 3 Gempa Guncang Pasifik, Peringatan Tsunami Muncul di Selandia Baru

Ardern menambahkan bahwa yang harus diwariskan adalah menjadi "bangsa yang lebih inklusif, berdiri dalam satu kebanggaan terhadap keragaman dan persatuan itu, serta menyerukannya dengan teguh".

Sementara, Atacocugu mengatakan bahwa ia masih hidup itu adalah keajaiban.

"Sejak itu saya menjalani tujuh operasi besar dan masih banyak lagi yang akan datang. Saya membawa banyak pecahan peluru di tubuh saya selama sisa hidup saya. Setiap kali saya menjalani X-ray, ia menyala seperti pohon Natal," ucapnya.

Baca juga: Begini Cara Selandia Baru Gelar Konser Besar Saat Pandemi Covid-19

Kiran Munir, yang suaminya Shaheed Haroon Mahmood tewas dalam serangan itu, mengatakan bahwa balas dendam terbaik adalah "tidak menjadi seperti musuh. Kami belajar untuk bangkit kembali dengan bermartabat dan bergerak maju sebaik mungkin."

Pria bersenjata yang melakukan penyerangan memproklamirkan dirinya sebagai supremasi kulit putih Brenton Tarrant, yang ditangkap beberapa menit setelah serangan terjadi di masjid Al Noor dan Linwood Islamic Center, Christchurch.

Dia mengaku bersalah atas 51 tuduhan pembunuhan, 40 percobaan pembunuhan, dan satu terorisme.

Baca juga: 10 Tahun Runtuh akibat Gempa, Gereja Katedral Kristus Selandia Baru Akhirnya Direnovasi

Selain itu, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat tahun lalu, yang merupakan pertama kali diberlakukan di Selandia Baru.

Pekan lalu, polisi menangkap seorang pria berusia 27 tahun di Christchurch.

Pria itu dituduh telah mengancam akan membunuh, menyusul ancaman online terhadap dua masjid yang sama, masjid Al Noor dan Linwood Islamic Center.

Selama upacara peringatan, polisi bersenjata ditempatkan di luar tempat tersebut dan seekor anjing pelacak memeriksa tas orang-orang yang memasuki gedung.

Baca juga: Ada 3 Kasus Covid-19, PM Selandia Baru Lockdown Kota Auckland

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com