Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Meletus di Seluruh Spanyol Gara-gara Penangkapan Seorang Rapper

Kompas.com - 18/02/2021, 22:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Hasel sudah pernah dihukum pada 2018, karena menghina monarki dan mengagungkan terorisme.

Inti dari masalah ini adalah serangkaian kicauannya di Twitter yang menyebut mantan raja Juan Carlos I sebagai bos mafia. Dia juga menuduh polisi menyiksa dan membunuh para demonstran dan migran.

Hasel diberi waktu hingga Jumat malam lalu (12/2/2021) untuk menyerahkan diri dan mulai menjalani hukumannya. Kepada kantor berita AFP pada Jumat dia mengatakan tidak berniat untuk menyerah.

"Saya menolak untuk pergi atas kemauan saya sendiri ... jadi mereka harus datang dan menculik saya, yang akan menunjukkan keadaan apa adanya: demokrasi palsu."

Dia dikawal keluar dari gedung setelah sekelompok pendukungnya bentrok sebentar dengan polisi dalam aksi anti huru hara.

"Mereka tidak akan pernah membuat kami menyerah, meski ada penindasan," teriak Pablo Hasel saat penangkapan. Tinjunya terangkat saat dia dibawa keluar dari gedung.

"Ini adalah negara fasis yang menangkap saya. Kematian bagi negara fasis!" serunya.

Baca juga: Nenek 104 Tahun di Spanyol Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Tidak asing dengan kontroversi

Rapper ini dikenal karena pandangan sayap kiri dan kasusnya yang telah menarik perhatian di Spanyol. Sejumlah kritikus menyebut penuntutannya sebagai serangan berbahaya terhadap kebebasan berbicara.

Dia sebelumnya menghadapi dakwaan setidaknya empat kali karena penyerangan, memuji kelompok ekstremis bersenjata, membobol tempat pribadi, atau menghina keluarga kerajaan.

Pada 2014, Hasel dijatuhi hukuman penjara 2 tahun yang kemudian ditangguhkan. Tetapi dalam kasus baru yang diadili pada 2018, dia dijatuhkan hukuman sembilan bulan. Dengan tuntutan terkait lagu-lagu tentang mantan raja Spanyol dan sekitar 64 kicauannya di Twitter antara 2014 dan 2016.

Kritikus mengecam "serangan terhadap kebebasan berbicara"

Baca juga: Diserang Gorila, Pawang Kebun Binatang di Spanyol Terluka Parah

Ratusan artis, selebriti, dan politisi telah menyatakan dukungan mereka untuk Hasel. Mereka menuntut perubahan negara itu yang disebut "Hukum Gag".

Penangkapannya juga dikecam oleh Amnesti Internasional. Organisasi hak asasi manusia itu menyebut pemenjaraan karena lirik lagu dan kicauan Twitter dari sang rapper "tidak adil dan tidak proporsional."

"Penahanan Pablo Hasel adalah pembatasan yang berlebihan dan tidak proporsional pada kebebasan berekspresi. Tetapi dia tidak sendirian menderita akibat dari hukum yang tidak adil," tulis LSM itu di Twitter.

Partai kiri Podemos, mitra junior dalam pemerintahan koalisi minoritas Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, juga mengkritik penangkapan Hasel.

"Semua orang yang menganggap diri mereka progresif dan membanggakan 'normalitas demokrasi penuh' (Spanyol) harus malu. Tidak ada kemajuan jika kami menolak untuk mengakui kekurangan demokrasi kami yang ada," tulisnya di Twitter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com