Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama di Dunia, Vaksin Covid-19 AstraZeneca Akan Diuji pada Anak 6 Tahun

Kompas.com - 13/02/2021, 20:50 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

LONDON, KOMPAS.com - Para peneliti akan menggunakan 300 sukarelawan anak untuk menguji keefektifan vaksin Oxford/AstraZeneca Covid-19 pada anak-anak berusia antara 6 hingga 17 tahun.

Uji klinis ini akan menilai apakah vaksin, yang dikenal sebagai vaksin ChAdOx1 nCoV-19 ini, akan menghasilkan respons imun yang kuat pada anak-anak dalam kelompok usia tersebut.

Vaksin Oxford/AstraZeneca adalah satu dari tiga yang telah disetujui untuk digunakan pada orang dewasa di Inggris, bersama dengan yang dari Pfizer/BioNTech dan Moderna.

“Meskipun sebagian besar anak relatif tidak terpengaruh oleh virus corona dan tidak mungkin menjadi tidak sehat dengan infeksi, penting untuk menetapkan keamanan dan respons kekebalan vaksin pada anak-anak dan remaja karena beberapa anak dapat memperoleh manfaat dari vaksinasi,” kata Andrew Pollard, profesor infeksi dan kekebalan pediatrik, dan kepala penyelidik pada uji coba vaksin Oxford.

Menurutnya, percobaan baru ini akan memperluas pemahaman kita tentang pengendalian SARS-CoV2 ke kelompok usia yang lebih muda.

Baca juga: Afsel Tunda Vaksinasi karena Vaksin AstraZeneca Masih Meragukan

Melansir Daily Mail pada Sabtu (13/2/2021), vaksinasi pertama dalam uji coba akan dilakukan bulan ini. Sebanyak 240 anak menerima vaksin dan yang lainnya menerima suntikan meningitis kontrol.

Awal pekan ini, wakil kepala petugas medis Inggris mengatakan “beberapa” uji coba sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin yang aman dan efektif pada anak-anak.

Profesor Jonathan Van-Tam mengatakan kepada ITV News: “Sangat mungkin bahwa kami akan memiliki beberapa vaksin anak-anak berlisensi untuk Covid-19 pada akhir tahun ini.”

Royal College of Paediatrics and Child Health menyatakan ada bukti Covid-19 dapat menyebabkan kematian dan penyakit parah pada anak-anak, tetapi ini jarang terjadi.

Bukti menunjukkan, pada anak-anak Covid-19 akan lebih memengaruhi morbiditas (kerentanan pada penyakit) dari pada mortalitas (risiko kematian) seperti yang terjadi pada orang tua.

Ada juga beberapa bukti bahwa anak-anak mungkin lebih kecil kemungkinannya untuk tertular infeksi.

Peran anak-anak dalam penularan, begitu mereka tertular infeksi masih tidak jelas. Belum ada juga bukti jelas bahwa mereka lebih menular daripada orang dewasa.

Baca juga: Studi: Vaksin AstraZeneca Kurang Efektif Lawan Varian Baru Virus Corona dari Afrika Selatan

University of Oxford mengatakan uji coba vaksin Covid-19 produksinya adalah yang pertama dilakukan pada kelompok usia 6-17 tahun.

Sementara vaksin lain baru menguji coba kemanjuran vaksin mereka pada kelompok usia 16 dan 17 tahun saja.

“Pandemi Covid-19 memiliki dampak negatif yang mendalam pada pendidikan, perkembangan sosial dan kesejahteraan emosional anak-anak dan remaja. Prosentase dampaknya bahkan di luar penyakit parah dan langka.” kata Rinn Song, dokter anak dan ilmuwan klinis di Oxford Vaccine Group.

Oleh karena itu menurutnya, penting untuk mengumpulkan data tentang keamanan dan respons kekebalan terhadap vaksin virus corona dalam kelompok usia ini. Jadi anak-anak bisa mendapat keuntungan karena dimasukan dalam program vaksinasi dalam waktu dekat.

Baca juga: Presiden Perancis Sebut Vaksin AstraZeneca Tampaknya Tidak Efektif untuk Lansia 65 Tahun ke Atas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com