Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Penguasa Myanmar Habis Kesabaran, Ancam Demonstran dengan "Tindakan Efektif"

Kompas.com - 12/02/2021, 07:12 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Jenderal penguasa Myanmar, Min Aung Hlaing, mengisyaratkan kesabarannya yang mulai memudar meihat aksi protes nasional atas kudeta militer.

Min Aung Hlaing memerintahkan para demonstran untuk kembali bekerja atau bakal menghadapi “tindakan efektif”.

Dia mengeluarkan perintahnya tersebut setelah Myanmar dilanda aksi protes menentang kudeta militer yang telah berlangsung selama enam hari berturut-turut.

Selain itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga mengumumkan sanksinya terhadap para jenderal di Myanmar pada Rabu (10/2/2021).

Aksi unjuk rasa di Myanmar sebagian besar berlangsung damai sebagaimana dilansir dari AFP, Kamis (11/2/2021).

Baca juga: Etnis Minoritas Myanmar Ikut Demonstrasi Menentang Kudeta Militer

Namun pada awal pekan ini, pasukan keamanan Myanmar menanggapi aksi unjuk rasa dengan gas air mata, meriam air, dan peluru karet. Bahkan muncul laporan jika adanya penggunaan peluru tajam.

Pada Kamis malam, Min Aung Hlaing menyerukan agar pegawai negeri kembali bekerja setelah beberapa hari melakukan pemogokan nasional untuk mendukung protes.

"Karena hasutan oknum, beberapa aparatur sipil negara gagal menjalankan tugasnya," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Tindakan efektif akan diambil,” tegas pernyataan itu tanpa memerinci lebih lanjut apa yang dimaksud dengan tindakan efektif tersebut.

Militer Myanmar menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh lainnya serta melakukan kudeta pada 1 Februari.

Baca juga: Detik-detik Polisi Myanmar Beralih Mendukung Demonstran Penentang Kudeta

Sejak saat itu, Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing mendapuk dirinya memegang kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif.

Rakyat Myanmar marah dan menyerukan pembangkangan terhadap kudeta. Mereka juga menyerukan pembebasan Suu Kyi dan tokoh senior lainnya yang ditahan.

Demonstran kembali menggelar reli dengan damai pada Kamis di Naypyidaw dan Yangon. Puluhan ribu orang dilaporkan membanjiri jalan-jalan.

"Jangan pergi ke kantor," teriak sekelompok pengunjuk rasa di luar bank sentral Myanmar di Yangon, mendesak orang untuk mogok kerja dan menekan junta militer.

"Kami tak hanya melakukan ini selama sepekan atau sebulan, kami bertekad melakukan ini sampai akhir ketika (Suu Kyi) dan Presiden U Win Myint dibebaskan," kata seorang pengunjuk rasa yang merupakan pegawai bank kepada AFP.

Baca juga: Biden Ancam Bekukan Aset Para Jenderal Myanmar yang Lakukan Kudeta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com