KOMPAS.com - Populer Global edisi Kamis (4/2/2021) sampai Jumat (5/2/2021) masih didominasi oleh pemberitaan tentang peristiwa pascakudeta militer di Myanmar.
Mulai dari dakwaan terhadap pemimpin de facto Aung San Suu Kyii atas kepemilikan Walkie Talkie yang diduga ilegal sampai ancaman turun tangan PBB yang berkeinginan menggagalkan kudeta.
Seperti apa Populer Global selengkapnya? Simak berikut ini:
1. Militer Myanmar Tuntut Aung San Suu Kyi atas Kepemilikan Walkie Talkie
Pihak berwenang Myanmar mengajukan tuntutan pidana terhadap Aung San Suu Kyi pada Rabu (3/2/2021).
Pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) itu dituding memiliki walkie talkie yang diimpor secara ilegal, hanya beberapa hari setelah militer menggulingkan pemerintahannya dalam kudeta.
Suu Kyi didakwa karena melanggar undang-undang ekspor impor dan akan menghadapi hukuman tiga tahun penjara jika terbukti bersalah.
Selengkapnya baca di sini.
2. PBB Akan Turun Tangan Gagalkan Kudeta Myanmar
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu (3/2/2021) mengatakan, dia akan melakukan segala cara untuk menggagalkan kudeta Myanmar.
Negara yang dulu bernama Burma itu jatuh lagi ke pemerintahan militer pada Senin (1/2/2021), setelah Aung San Suu Kyi ditangkap bersama para pemimpin sipil lainnya saat dini hari.
"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memobilisasi semua aktor kunci dan komunitas internasional, untuk memberikan tekanan yang cukup pada Myanmar guna memastikan kudeta ini gagal," ujar Guterres dalam percakapan dengan The Washington Post.
Selengkapnya baca di sini.
3. Pastikan Kudeta Myanmar Gagal, Sekjen PBB Akan Menggalang Tekanan secara Global
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres berjanji akan memobilisasi tekanan internasional yang cukup pada militer Myanmar "untuk memastikan bahwa kudeta ini gagal".