Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berdaya: Reputasi Aung San Suu Kyi dari Ikon Perdamaian, Jatuh Akibat Krisis Etnis Rohingya

Kompas.com - 03/02/2021, 13:05 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Di tengah krisis kemanusiaan yang terjadi dalam etnis minoritas Rahingya, citranya sebagai ikon perdamaian mendapatkan tamparan.

Ia dituduh membiarkan kekerasan yang menimpa minoritas Rohingya Myanmar tersebut.

Muslim Rohingya selalu menjadi salah satu minoritas yang paling teraniaya di Myanmar, tetapi telah lama percaya pada Aung San Suu Kyi dapat menjadi pemimpin yang akan memperlakukan mereka sebagai warga negara yang sah.

Etnis Rohingya selalu berada di antara massa yang berdemonstrasi membela Suu Kyi sejak 1990-an, berdiri bahu-membahu dengan partai NLD.

Namun melansir The Guardian, kepercayaan itu nampaknya salah.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Dikabarkan Jadi Tahanan Rumah dalam Kudeta Myanmar

Suu Kyi memang tidak bertanggung jawab atas tidnakan keras militer terhadap orang-orang Rohingya yang berpusat di Rakhine, tapi dia juga tidak membela etnis minoritas itu dengan mengutuk tindakan militer yang menganiaya.

Aung San Suu Kyi menyatakan tindakan militer tersebut merupakan tanggapan yang tepat terhadap pemberontakan milisi Rohingya, bahkan menggambarkan para jenderal yang dituduh melakukan genosida sebagai "cukup manis".

Myanmar sekarang menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional (ICJ), yang menuduh negara melakukan genosida. Sementara, Pengadilan Kriminal Internasional sedang menyelidiki negara tersebut atas kejahatan terhadap kemanusiaan.

Mantan pendukung internasional Suu Kyi menuduhnya tidak melakukan apa pun untuk menghentikan pemerkosaan, pembunuhan, dan kemungkinan genosida dengan menolak untuk mengutuk militer yang masih kuat atau mengakui laporan kekejaman.

Beberapa awalnya berpendapat bahwa dia adalah seorang politikus pragmatis, mencoba untuk memerintah negara multi-etnis dengan sejarah yang kompleks.

Dikabarkan, ia juga sering mengungkapkan kekesalahan kepada diplomat yang membicarakan etnis minoritas itu.

Baca juga: Orang-orang Rohingya Rayakan Aung San Suu Kyi Ditangkap Militer Myanmar

Yanghee Lee, utusan khusus PBB untuk Myanmar, mengatakan Aung San Suu Kyi "kesal" ketika dia mengangkat isu etnis Rohingya dalam pertemuan mereka.

Bill Richardson, veteran diplomat Amerika Serikat (AS) yang termasuk angota dalam panel penasihat yang dibentuk Aung San Suu Kyi untuk membantu mengatasi krisis Rohingya, dengan cepat keluar karena sikap keras kepala Suu Kyi terhadap topik Rohingya.

"Saya pikir dia telah membeli narasi militer tentang apa yang terjadi di Rakhine," kata Richardson.

"Tidak ada ruang untuk berdialog dengan Aung San Suu Kyi soal Rakhine. Dia memandang setiap orang yang memberikan kritik membangun yang tidak sesuai dengan narasinya, adalah tidak loyal," lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com