NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Tidak ada yang tahu di mana keberadaan Aung San Suu Kyi ketika militer Myanmar atau Tatmadaw melakukan kudeta.
Suu Kyi dan Presiden Win Myint ditangkap di kediaman mereka pada Senin dini hari waktu setempat (1/2/2021), sebelum parlemen menggelar pertemuan perdana.
Setelah mengambil alih kekuasaan, angkatan bersenjata mengumumkan status darurat yang bakal terjadi selama satu tahun.
Baca juga: Orang-orang Rohingya Rayakan Aung San Suu Kyi Ditangkap Militer Myanmar
Selain itu, mereka juga menyatakan menyerahkan kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif ke Jenderal Senior Min Aung Hlaing, Panglima Tatmadaw.
Sejak ditangkap oleh militer pada Senin dini hari, belum diketahui di mana persisnya Aung San Suu Kyi ditahan.
Namun berdasarkan keterangan sumber partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Suu Kyi dijadikan tahanan rumah di ibu kota Naypyidaw.
Dilansir AFP Selasa (2/2/2021), NLD mengeluarkan pernyataan berisi tuntutan agar militer membebaskan para pemimpin sipil.
"Bebaskan seluruh tahanan, termasuk presiden (Win Myint) dan Kanselir Negara (Suu Kyi)," ujar NLD di akun Facebooknya.
Mereka juga mendesak agar Tatmadaw mengakui hasil pemilihan 8 November 2020, yang menjadi pangkal terjadinya kudeta.
Baca juga: Aung San Suu Kyi Gerakkan Massa untuk Lawan Kudeta Militer Myanmar
Dalam pernyataannya, NLD mengeklaim kudeta ini sebagai noda pada sejarah baik Myanmar maupun angkatan bersenjata.
NLD yang dipimpin Suu Kyi menang besar dengan meraup lebih dari 80 persen dalam pemilu, membuat oposisi yang disokong militer meradang.
Oposisi mengajukan gugatan dengan menuding adanya kecurangan, dan meminta dilakukannya penyelidikan serta pemilu ulang.
Baca juga: Setelah Ambil Alih Myanmar, Ini Janji Pihak Militer
Dalam klaimnya, Tatmadaw mendasarkan pengambilalihan secara paksa kekuasaan karena negara "gagal menggelar pemilihan yang jujur dan terbuka".
Mereka berjanji bakal menyerahkan kembali kekuasaan ke tangan pemerintah sipil setelah pemilu dihelat di tahun depan.
Sumber NLD mengungkapkan, saat ini ada sekitar 25 kader mereka yang ditahan di kediaman mereka di Naypyidaw.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.