Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penahanan Aung San Suu Kyi, Dimulai dari Kekhawatiran Kudeta Militer Myanmar

Kompas.com - 01/02/2021, 08:21 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi ditangkap dan ditahan oleh militer Myanmar pada Senin (1/2/2021).

Tak hanya Suu Kyi, Presiden Myanmar Win Myint dan tokoh senior dari Partai National League for Democracy (NLD) juga ditahan militer Myanmar.

Juru Bicara NLD Myo Nyunt mengatakan bahwa para tokoh tersebut ditangkap tentara Myanmar dalam sebuah penggerebekan pada Senin dini hari waktu setempat.

"Kami mendengar mereka diambil oleh militer," katanya kepada AFP. Dia menambahkan bahwa dirinya sangat mengkhawatirkan Suu Kyi dan Win Myint.

"Dengan situasi yang kita lihat terjadi sekarang, kita harus berasumsi bahwa militer sedang melakukan kudeta,” imbuhnya.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Ditahan Militer, Suhu Politik Myanmar Makin Memanas

Pemilu Myanmar

Sebelum militer Myanmar menangkap Suu Kyi dan pentolan Partai NLD, militer Myanmar yang dikenal sebagai Tatmadaw dikhawatirkan bakal melakukan kudeta.

Pasalnya, mereka menilai telah terjadi kecurangan dalam pemilu Myanmar yang digelar pada November lalu.

Bahkan menjelang pemilu, militer menuduh Komisi Pemilihan Umum Myanmar (UEC) memiliki manajemen yang buruk mengenai persiapan pemungutan suara.

Setelah Partai NLD-nya Aung San Suu Kyi menang telak dalam pemilu, militer melakukan penyelidikan mandiri terhadap proses pemungutan suara.

Baca juga: Dikhawatirkan akan Kudeta, Militer Myanmar Nyatakan Patuh Konstitusi

Di sisi lain, partai oposisi utama, Partai Union Solidarity and Development (USDP), juga menuduh bahwa adanya kecurangan dalam pemilu.

Militer dan USDP juga protes karena seruan mereka mengenai penyelidikan pemilu tidak didengarkan UEC.

Karena tak digubris, militer telah menerbitkan serangkaian temuan yang mereka katakan memberikan bukti untuk mendukung klaim telah ada penipuan dalam pemilu.

Tetapi tuduhan tersebut telah ditolak oleh komisioner pemilu karena dianggap dilebih-lebihkan dan tidak masuk akal sebagaimana dilansir dari The Irrawaddy.

Militer mengatakan, mereka telah menemukan hampir 8,6 juta penyimpangan daftar pemilih. Pemerintah dan UEC tidak merespons keluhan tersebut.

Baca juga: Kudeta Militer Myanmar, Ini Rentetannya dari Hasil Pemilu yang Dituduh Curang

Kekhawatiran Kudeta

Ketegangan semakin meningkat ketika juru bicara angkatan bersenjata Myanmar, Mayor Jenderal Zaw Min Tun, menolak untuk mengesampingkan kudeta pada Selasa (26/1/2021)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com