Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Promosikan Obat "Ajaib" Covid-19, Presiden Venezuela Dibanjiri Kritik

Kompas.com - 27/01/2021, 22:05 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

CARACAS, KOMPAS.com - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mempromosikan sebuah obat “ajaib” yang ia sebut mampu menetralkan Covid-19 tanpa efek samping.

Hal itu merupakan sebuah klaim yang menurut dokter tidak didukung oleh fakta-fakta sains.

“Sepuluh tetes di bawah lidah setiap empat jam dan keajaiban akan terjadi,” kata Maduro dalam sebuah tayangan televisi pada Minggu (24/1/2021).

“Ini adalah antivirus yang kuat, sangat kuat, yang menetralkan virus corona,” tambahnya.

Maduro mengeklaim bahwa cairan antivirus yang ia promosikan sudah melalui masa studi berbulan-bulan.

Baca juga: Warga Desa Miskin Panen Harta Karun di Pesisir Pantai Venezuela: Ini Agenda Tuhan

“Ini sudah melalui masa studi sembilan bulan, eksperimen, aplikasi klinis. Diberikan pada yang sakit, pada orang yang diintubasi, dan kami berhasil memulihkan mereka,” ujarnya.

Tanpa merinci bahan-bahan aktif di dalamnya, Maduro menggambarkan cairan itu sebagai tetes ajaib Jose Gregorio Hernandez, seorang dokter Venezuela abad ke-19 yang dibeatifikasi oleh Gereja Katolik Roma tahun lalu.

Maduro mengatakan, pengobatan yang ia sebut Carvativir itu telah diuji selama sembilan bulan di antara warga Venezuela yang terinfeksi virus corona.

Maduro bahkan berencana untuk mendistribusikannya bukan hanya secara nasional tapi juga ke negara lain di dunia.

Pemerintahan Maduro sejauh ini belum merilis bukti untuk mendukung klaim tersebut.

Baca juga: Dianggap Tak Kredibel, AS dan UE Tolak Pemilihan Parlemen Venezuela

Bukan pertama kalinya

Para ilmuwan di dalam dan luar negeri tetap skeptis. Akademi Kedokteran Nasional Venezuela dalam sebuah pernyataan pada Senin malam (25/1/2021) menyebut Carvativir memang memiliki potensi terapeutik terhadap virus corona.

“Meskipun demikian, adalah bijaksana jika kita menunggu lebih banyak data dari tes Carvativir untuk menganggapnya sebagai kandidat pengobatan Covid-19,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

Merespons klaim Maduro, Fransisco Marty, seorang ahli penyakit menular di Brigham and Women’s Hospital di Boston, menuliskan cuitan di akun Twitter-nya bahwa klaim tersebut belum terbukti secara ilmiah.

“Klaim pengobatan untuk merek #Carvativir untuk #COVID19 tidak dibuktikan kebenarannya oleh data klinis apa pun, tetapi melihat konferensi pers dari Maduro, hal ini mungkin memunculkan euforia kegembiraan lain di sosial media terkait obat sublingual," tulis Marty.

Baca juga: Bertahan Hidup dengan Rp 18.000 Per Bulan, Ini Cerita Warga Venezuela

David Boulware, profesor kedokteran dan dokter penyakit menular di Universitas Minnesota Medical School juga mencatat kurangnya bukti ilmiah dari obat “ajaib” Maduro.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com