Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pelantikan Biden, Ekstremis Pendukung Trump Dilaporkan Bakal Kepung Gedung Capitol

Kompas.com - 13/01/2021, 07:43 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Ribuan ekstremis bersenjata pendukung Donald Trump dikabarkan bakal mengepung Gedung Capitol menjelang pelantikan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat (AS).

Kabar itu disampaikan oleh seorang anggota DPR AS, Conor Lamb, yang diberi pengarahan tentang serangkaian ancaman baru terhadap anggota Kongres AS pada Senin (11/1/2021).

"Mereka berbicara tentang 4.000 'patriot' bersenjata untuk mengepung Capitol dan mencegah Demokrat masuk," kata Lamb, seorang politikus dari Partai Demokrat, kepada Alisyn Camerota dari CNN.

Lamb adalah salah satu anggota DPR AS yang mendapat pengarahan mengenai rencana pengepungan tersebut. Mereka diberi pengarahan kapan saatnya melawan jika keadaan memaksa.

“Mereka berkomitmen untuk melakukan apa yang mereka lakukan karena menurut saya dalam benak mereka, Anda tahu, mereka adalah patriot dan mereka berbicara tentang tahun 1776 (tahun kemerdekaan AS) dan sekarang ini adalah kontes keinginan," imbuh Lamb.

Baca juga: Perusuh “Bertanduk” di Gedung Capitol AS, Minta Makanan Khusus di Penjara

Dia menambahkan tidak ingin berdialog dengan para ekstremis ini. Justru, Lamb ingin agar pembuat onar tersebut langsung dituntut dan dihukum.

“Dan sayangnya, itu termasuk Presiden (Trump). Itulah mengapa dia perlu dimakzulkan dan diberhentikan dari jabatannya,” sambung Lamb.

Sebelumnya, Biro Investigasi Federal (FBI) memperingatkan adanya aksi protes bersenjata di Gedung Capitol AS dan di 50 Gedung Capitol negara bagian.

Peringatan tersebut bakal meningkatkan kewaspadaan di antara anggota parlemen dan pejabat penegak hukum setelah aksi pengepungan Capitol Hill pekan lalu.

Dua anggota Parlemen AS dari Partai Demokrat yang berpartisipasi dalam pengarahan tersebut mengatakan kepada CNN bahwa mereka akan mengikuti beberapa skenario jika ada ancaman.

Baca juga: Penyerbuan di Capitol Hill, Trump Salahkan Orang-orang Antifa

"Mereka sangat kuat ketika kita lemah. Saat itulah psikologi massa mulai berkuasa dan mereka menjadi berani,” kata salah satu anggota parlemen itu.

“Tetapi ketika bertemu dengan kekuatan yang ditentukan, saya pikir banyak kepercayaan dunia fantasi tentang apa yang akan terjadi ketika mereka datang ke Washington akan mencair,” imbuhnya.

Anggota tersebut menambahkan bahwa anggota parlemen berharap pasukan Garda Nasional yang dikirim ke ibu kota juga harusnya diperiksa.

Pada Selasa (12/1/2021), The Washington Post melaporkan bahwa sebuah kantor FBI di Norfolk, Virginia, mengeluarkan peringatan para ekstremis sedang bersiap untuk melakukan perjalanan ke Washington untuk melakukan kekerasan dan “perang”.

Meski laporan FBI itu disebut sebagai laporan intelijen yang belum dievaluasi, berbagai pertanyaan muncul tentang bagaimana pejabat penegak hukum melewatkan tanda-tanda yang mengarah kepada pengepungan pekan lalu dan kesiapan menjelang potensi ancaman terbaru.

Baca juga: Biden Nyatakan “Tidak Takut” Ambil Sumpah Jabatan di Gedung Capitol AS

Halaman:

Terkini Lainnya

Mobil Berkecepatan Tinggi Tabrak Gerbang Gedung Putih, Sopir Tewas

Mobil Berkecepatan Tinggi Tabrak Gerbang Gedung Putih, Sopir Tewas

Global
Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Global
Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com