Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Tuding Trump Memulai Perang Dingin Baru, Setelah Tendang Tiga Perusahaan China dari Bursa Wall Street

Kompas.com - 06/01/2021, 14:19 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - China menuduh pemerintahan Trump berusaha "menekan" perusahaan asing, karena Bursa Efek New York bergerak untuk menghapus tiga perusahaan yang berbasis di China.

Penghapusan tersebut terjadi setelah tekanan selama berbulan-bulan. Termasuk tuduhan dari Presiden Donald Trump bahwa China menggunakan pasar Amerika Serikat (AS) untuk mengumpulkan uang bagi militernya.

"Jenis penyalahgunaan keamanan nasional dan kekuasaan negara untuk menekan perusahaan China tidak sesuai dengan aturan pasar dan melanggar logika pasar," kata juru bicara Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan, menurut Reuters pada Minggu (3/1/2021).

Secara terpisah, Wang Yi mengatakan pada Sabtu bahwa kebijakan Trump sama dengan "upaya untuk menekan China dan memulai Perang Dingin baru."

Baca juga: Hubungan Rumit Jack Ma dengan China, Dulu Teman Kini Musuhan

Menurutnya, hubungan China-AS telah mencapai persimpangan jalan baru, dan jendela harapan baru terbuka. Dia berharap bahwa pemerintahan AS berikutnya akan kembali ke pendekatan sensitif.

“Dialog dengan China diharap bisa dilakukan, memulihkan hubungan bilateral normal dan memulai kembali kerja sama,” Wang mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Kantor Berita Xinhua yang disponsori negara.

Presiden terpilih Joe Biden mengatakan AS harus bekerja erat dengan sekutu globalnya saat perselisihan dengan China muncul.

Pekan lalu di Delaware, dia mengatakan AS bersaing dengan China. Beijing diminta bertanggungjawab atas pelanggarannya dalam hal perdagangan, teknologi, hak asasi manusia, dan bidang lainnya.

“Posisi kami akan lebih kuat ketika kami membangun koalisi mitra, dan sekutu yang berpikiran sama untuk membuat tujuan bersama dengan kami, dalam membela kepentingan dan nilai-nilai kita bersama, "katanya melansir Business Insider pada Minggu (4/1/2021)

Baca juga: Taiwan: Pesawat China Masuk Zona Pertahanan Kami 380 Kali Selama 2020

Pejabat di Beijing pada Sabtu mengatakan mereka akan mengambil "tindakan yang diperlukan" untuk mendukung perusahaan China yang dihapus dari daftar di Wall Street, menurut Reuters.

Pada November, Presiden Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang menuduh pejabat China "semakin mengeksploitasi" pasar AS.

Perintah itu berbunyi: "Perusahaan-perusahaan itu, meskipun tetap tampak swasta dan sipil, secara langsung mendukung aparat militer, intelijen, dan keamanan (China), serta membantu dalam pengembangan dan modernisasi mereka."

Pada Desember, legislator AS mengesahkan Holding Foreign Companies Accountable Act, sebuah tindakan yang mengharuskan perusahaan terdaftar untuk menunjukkan bukti bahwa mereka tidak dimiliki atau dikendalikan oleh pemerintah asing.

Baca juga: 6 Pengkritik Pemerintah yang Dibungkam China, dari Li Wenliang hingga Jack Ma

"Komunis China telah menjadi pengganggu di bursa saham Amerika Serikat selama bertahun-tahun, dan itu berhenti hari ini," kata Senator John Kennedy, penulis undang-undang itu, dalam sebuah pernyataan.

“Akibatnya, China Unicom Hong Kong, China Mobile, dan China Telecom masing-masing akan dihapus dari daftar awal bulan ini,” kata NYSE dalam sebuah pernyataan yang diposting setelah pasar ditutup pada Kamis (31/12/2020).

Perdagangan saham perusahaan American Depositary akan ditangguhkan sebelum pasar dibuka pada 7 Januari, menurut NYSE.

Setiap perusahaan juga terdaftar di Hong Kong, menurut Reuters.

Hingga Oktober, ada 217 perusahaan yang berbasis di China terdaftar di tiga bursa saham AS terbesar, menurut statistik AS. Nilai pasar total mereka sekitar 2,2 triliun dollar AS (Rp 30,5 triliun).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com