Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketatnya Filter Informasi Covid-19 di China, dari Misteri Goa Wanling hingga Seleksi Hasil Lab

Kompas.com - 03/01/2021, 18:13 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Lebih dari setahun sejak orang pertama diketahui terinfeksi Covid-19, penyelidikan dari Associated Press (AP) menunjukkan pemerintah China sangat ketat mengendalikan semua penelitian tentang asal-usul virus corona.

Pemerintah "Negeri Panda" bahkan aktif mengapungkan teori bahwa virus bernama resmi SARS-CoV-2 ini bisa saja berasal dari luar China.

Menurut dokumen internal yang didapat AP, Pemerintah China memberikan dana hibah jutaam yuan ke para ilmuwan untuk meneliti asal-usul virus corona, tapi temuan mereka dipantau dan publikasinya harus disetujui gugus tugas di bawah perintah langsung Xi Jinping.

Baca juga: Penampakan Goa Wanling yang Diduga Asal-Usul Covid-19, Dijaga Ketat dan Ditutup-tutupi

Selain itu ada pula misteri goa Wanling yang diduga juga menjadi asal-usul Covid-19. Goa yang dihuni kelelawar itu dijaga ketat aparat keamanan, ditutup-tutupi, bahkan untuk ilmuwan dan jurnalis.

Dilansir dari Daily Mail pada Rabu (30/12/2020), baru-baru ini ada sekelompok peneliti kelelawar yang berhasil mengambil sampel di sana tetapi disita otoritas setempat, kata dua orang yang mengetahuinya.

Spesialis virus corona juga tidak diizinkan berbicara ke media, lalu dua tim jurnalis Associated Press dibuntuti polisi berpakaian preman, yang memblokir jalan dan akses masuk ke situs tersebut.

Akibatnya sangat sedikit yang dipublikasikan China soal asa-usul Covid-19. Pihak berwenang juga sangat membatasi informasi dan menghalangi kerja sama dengan ilmuwan asing.

Baca juga: WHO Kirim Tim ke Wuhan Usut Asal-usul Covid-19, Bagaimana Tanggapan China?

Investigasi AP berdasarkan belasan wawancara dengan ilmuwan dan pejabat China serta asing, bersama pemberitahuan publik, e-mail bocor, data internal, dan dokumen dari kabinet China juga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China.

Dari situ terungkap pola kerahasisaan pemerintah dan kontrol dari atas ke bawah yang berjalan selama pandemi.

"Mereka hanya memilih orang yang bisa mereka percayai, orang yang bisa mereka kendalikan," kata seorang pakar kesehatan masyarakat yang sering bekerja dengan CDC China.

Dia menolak mengungkap identitasnya karena takut akan mendapat hukuman.

"Tim militer dan lainnya bekerja keras dalam hal ini, tetapi apakah bisa dipublikasikan semua tergantung hasilnya."

Baca juga: WHO Tanggapi Misteri Asal-usul Covid-19 dan Tepis Kritik Transparansi

Kementerian Sains dan Teknologi China serta Komisi Kesehatan Nasional yang mengelola penelitian asal-usul virus corona, belum menanggapi komentar tersebut.

Penelitian tentang asal-usul Covid-19 sangat penting untuk pencegahan pandemi di masa depan.

Meski tim internasional dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) akan mengunjungi China awal Januari ini, anggota dan agendanya harus disetujui tuan rumah.

Dampak dari tertutupnya akses informasi ini juga membuat pencarian sumber virus corona merambah ke mana-mana.

Baca juga: Asal-Usul Covid-19, Misteri yang Belum Terungkap

Pencarian dimulai di pasar seafood Wuhan, tempat kasus Covid-19 pertama terdeteksi, tetapi sampai sekarang belum terbukti kebenarannya.

"Aturan sangat ketat dan tidak masuk akal," kata mantan wakil direktur CDC China yang enggan disebut namanya karena dilarang berbicara ke media.

"Saya rasa itu politis karena orang-orang di luar negeri bisa menemukan hal-hal bertentangan dari apa yang dikatakan China, jadi semuanya dikendalikan."

Baca juga: China minta Spanyol Juga Diselidiki soal Asal Usul Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com