Perdana Menteri (PM) Palestina, Mohammed Shatyyeh, membentuk komite untuk menyelidiki insiden tersebut.
Pada Selasa (29/12), Otoritas Palestina menolak permintaan jaminan dari Abdulhadi dan memperpanjang penahanannya selama 15 hari.
Keluarga Abdulhadi mengatakan kepada BBC bahwa mereka berharap komite penyelidikan dapat merilis temuannya itu pada Rabu (30/12) atau Kamis (31/12).
Sejak Maret, Otoritas Palestina telah menetapkan kembali aturan keadaan darurat nasional selama 30 hari di Tepi Barat untuk mengendalikan wabah virus corona di sana.
Baca juga: Bantah 50 Orang Positif Covid-19 karena Maulid Nabi di Tebet, Camat: Itu Hasil Tes Rutin Biasa
Para kritikus menyatakan keprihatinan atas pembatasan yang diberlakukan pada kebebasan berekspresi di bawah aturan tersebut.
Para pejabat Palestina mengecam keras pesta yang digelar di satu tempat suci, yang diyakini sebagai makam Nabi Musa di kawasan pendudukan Tepi Barat, pada Sabtu (26/12/2020) malam.
Di area makam tersebut juga terdapat masjid.
Sejumlah pejabat mengatakan "bagaimana mungkin pelanggaran di masjid, di tempat suci dibiarkan?".
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan anak-anak muda Palestina dan Arab yang menjadi warga Israel menari dengan irian musik tekno bervolume keras dan minum alkohol.
Disc jockey (DJ) kenamaan Palestina, Sama Abd al-hadi atau Samaa Abdulhadi, dilaporkan telah ditahan.
Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, sudah membentuk tim untuk menyelidiki insiden ini.
Pemerintah Palestina sendiri membantah mengeluarkan izin pesta.
Menyusul insiden itu kementerian dalam Otoritas Palestina saling menyalahkan. Kemeneterian Pariwisata menuding Kementerian Agama yang menyanggah mengetahui di masjid tersebut diadakan pesta.
Juru bicara Otoritas Palestina, Ibrahim Milhem, mengatakan pihaknya sangat marah dengan insiden yang terjadi di kompleks Masjid Nabi Musa.
Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk masalah keagamaan, Mahmoud al-Habbash, juga marah dan kecewa atas pesta tersebut.