Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membandingkan Matahari Buatan Korsel dan China, Apa Bedanya?

Kompas.com - 29/12/2020, 08:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Selatan dan China sama-sama menancapkan tonggak sejarah baru bulan ini, dengan berhasil menyalakan matahari buatan.

Inovasi yang sebenarnya bernama reaktor fusi nuklir itu sukses dinyalakan China pada awal Desember, lalu diikuti Korsel kemarin (28/12/2020).

Keduanya pun mencatatkan pencapaian tinggi masing-masing.

Baca juga: [VIDEO] Detik-detik Matahari Buatan Korsel Menyala dan Pecahkan Rekor Dunia

Reaktor HL-2M Tokamak merupakan perangkat penelitian eksperimental fusi terbesar dan tercanggih di China, sedangkan perangkat fusi superkonduktor Korsel memecahkan rekor dunia.

Lalu, apa bedanya matahari buatan Korsel dengan matahari buatan China? Berikut penjelasannya.

1. Pembuat

Para ilmuwan di China bekerja mengembangkan versi yang lebih kecil dari reaktor fusi nuklir sejak 2006.

Mereka berencana menggunakan perangkat tersebut bersama para ilmuwan yang mengerjakan Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER).

ITER merupakan proyek penelitian fusi nuklir terbesar di dunia yang berbasis di Perancis, yang diharapkan selesai pada 2025.

China juga akan melanjutkan pembangunan China Fusion Engineering Test Reactor (CFETR) paling cepat tahun depan. Pembangunan reaktor eksperimental tersebut membutuhkan waktu setidaknya 10 tahun.

Sementara itu matahari buatan Korsel dibuat oleh Korea Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR), memanfaatkan energi nuklir untuk menjadi perangkat fusi superkonduktor.

Reaktor fusi nuklir buatan China yag disebut Matahari Buatan Reaktor fusi nuklir buatan China yag disebut Matahari Buatan
Karya mereka merupakan hasil studi bersama Seoul National University (SNU) serta Columbia University Amerika Serikat.

Baca juga: Matahari Buatan Korea Selatan Pecahkan Rekor Dunia Baru

2. Durasi menyala

Matahari buatan Korea Selatan sukses mencetak rekor dunia, usai mempertahankan plasma bersuhu tinggi selama 20 detik.

Suhu ion yang dihasilkan matahari buatan Korsel itu dilaporkan mencapai lebih dari 100 juta derajat Celsius.

Waktu 20 detik ini memecahkan rekor pengoperasian sebelumnya yaitu 8 detik, yang dicatatkan KSTAR tahun lalu.

Matahari buatan China tidak diketahui persis berapa durasi saat menyala pertama kali, tetapi pastinya lebih singkat dari matahari buatan Korsel yang memecahkan rekor dunia.

Baca juga: Penjelasan Reaksi Fusi pada Matahari

3. Cara kerja

Diberitakan Kompas.com pada 8 Desember 2020, matahari buatan China menggunakan medan magnet yang kuat untuk memadukan plasma panas, yang dapat mencapai suhu hingga lebih dari 150 juta derajat Celcius

Dengan demikian, panas yang dihasilkan oleh reaktor tersebut sekitar 10 kali lebih panas dari inti matahari yang suhunya bisa mencapai sekitar 15 juta derajat Celcius.

Kemudian untuk matahari buatan Korsel dilansir dari Phys Senin (28/12/2020), pada percobaan yang dilakukan tahun 2018 KSTAR dapat mencapai suhu ion plasma 100 juta derajat Celsius untuk pertama kalinya, dengan waktu retensi sekitar 1,5 detik.

Untuk kembali menciptakan kembali reaksi fusi yang terjadi pada matahari di Bumi, maka isotop hidrogen harus ditempatkan di dalam perangkat fusi nuklir seperti KSTAR.

Hal itu dilakukan guna menciptakan keadaan plasma, di mana ion dan elektron dipisahkan, kemudian ion dipanaskan dan dipertahankan pada suhu tinggi.

Baca juga: Mengenal Matahari Buatan China yang Akhirnya Menyala, Apa Fungsinya?

Perangkat fusi superkonduktor atau matahari buatan KSTAR, yang dikembangkan para peneliti Korea Selatan dan Amerika Serikat. Operasi matahari buatan ini pecahkan rekor dunia baru dengan durasi operasi plasma 20 detik dengan suhu lebih dari 100 juta derajat Celcius. NATIONAL RESEARCH COUNCIL OF SCIENCE AND TECHNOLOGY/PHYS Perangkat fusi superkonduktor atau matahari buatan KSTAR, yang dikembangkan para peneliti Korea Selatan dan Amerika Serikat. Operasi matahari buatan ini pecahkan rekor dunia baru dengan durasi operasi plasma 20 detik dengan suhu lebih dari 100 juta derajat Celcius.
4. Manfaat

Ilmuwan utama proyek reaktor fusi nuklir HL-2M, Zhong Luwu dari Southwestern Institute of Physics mengatakan pada China National Radio, HL-2M dapat menahan pemboman berulang oleh partikel limbah yang dapat dihasilkan oleh gas panas, yang membawa energi dalam jumlah besar.

Akan tetapi profesor fisika nuklir, Wang Yugang dari Peking University mengatakan, beberapa partikel radioaktif yang dihasilkan oleh reaksi fusi nuklir tidak dapat dibendung oleh medan magnet HL-2M.

"Tidak apa-apa untuk dioperasikan dalam jangka pendek," kata Wang.

Dia menambahkan, tidak ada bahan buatan manusia yang dapat menahan kerusakan kumulatif dari partikel subatom selama beberapa tahun atau dekade.

Namun untuk matahari buatan Korsel, belum diungkap secara rinci apa saja manfaat pembuatannya.

Energi fusi nuklir sendiri sudah lama diharapkan dapat mengatasi masalah kekurangan energi, yang secara teori hidrogen dari air laut dapat digunakan sebagai bahan bakar.

Baca juga: Meski Namanya Kurang Tepat, Matahari Buatan Jadi Tonggak Bersejarah China

5. Rencana ke depan

China membeberkan rencana mereka, untuk mencapai target produksi energi fusi reaktor HL-2M Tokamak yang akan dikomersialkan pada 2050.

Lalu tujuan akhir dari matahari buatan KSTAR adalah dapat melakukan operasi plasma berkelanjutan selama 300 detik, dengan suhu ion lebih tinggi dari 100 juta derajat Celsius pada 2025.

Baca juga: China Berencana Komersilkan Matahari Buatan pada 2050

Sumber: Kompas.com (Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Bernadette Aderi Puspaningrum, Danur Lambang Pristiandaru | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Bernadette Aderi Puspaningrum, Danur Lambang Pristiandaru)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com